Gaada yg spesial dichapter ini😤 soalnya otak gue mampet bgt😪
🌻🌻🌻🌻🌻
Ester pov
"Ester ayo cepat nanti kita terlambat" Hermione merengek, ya Hermione memang tidak suka terlambat seorang yang perfeksionis.
"Hermione ini masih sarapan bukan waktunya kelas"
"walaupun Ester, kita tidak boleh menyia nyiakan waktu"
"terserah kau saja, ayo aku sudah siap" aku merespon hermione dengan acuh.
Kami turun kebawah menemui Harry dan Ron yang sepertinya sudah menunggu.
"ayo aku sudah lapar" pinta Ron
"kau selalu lapar Ronald, aku yakin kalau kau ada di Hufflepuff kau akan mencuri semua makanan didapur" sentakku padanya.
"ya ya terserah kau mau bilang apa"
"menyebalkan" aku mendengus kesal mendengar kalimat terakhir Ron. Harry dan Hermione hanya menatap datar pada pertengkaran yang selalu kami buat.
Akhirnya kami memutuskan untuk ke Great Hall bersama sama dengan tujuan sarapan tentu saja. Sesampainya disana aku melihat Ketie Bell sudah keluar dari Hospital Wings.
"Harry itu Ketie Bell" aku menunjuk kearah Ketie Bell berdiri.
Dengan segera Harry menemui Ketie dan menanyakan kabarnya. Dengan tiba tiba Harry membalikkan badannya dan berjalan keluar Great Hall.
"Harry... Harry kau mau kemana" aku memanggilnya namun hanya dihiraukan olehnya.
"sudahlah Ester, kau tau kan kalau Harry akhir akhir ini sangat sibuk dengan profesor Dumbledore mungkin dia pergi karena itu" ucap Ron yang tengah sibuk mengunyah makanannya.
"kau benar Ron, tapi Ron bolehkah aku meminta sosismu yang seksi itu" aku berkata membuat Ron melotot.
"sosis yang mana?" tanyanya dengan ekspresi kaget, Hermione yang memperhatikan ini hanya terkekeh pelan.
"astaga fikiranmu kotor, maksudku sosis dipiringmu"
"owh, ku kira yang itu. Kalau yang itu tentu tidak boleh" ujar Ron terkikik geli
"ew percaya diri sekali kau" ucapku geli seraya menggedikkan bahu ku.
------------------
Author pov
Hari sudah sore, itu artinya kelas mereka hari ini sudah selesai. Tapi saat kelas terakhir Harry sudah menghilang membuat teman temannya bertanya tanya.
"Harry kemana sih, ku perhatikan saat kelas terakhir dia sudah kabur" ucap Ester ditengah tengah perjalanannya bersama Hermione dan Ron.
"entahlah, menemui profesor Dumbledore mungkin" jawab Hermione.
"seharusnya dia fokus pelajaran sebentar lagi kan ujian akhir" tukas Ester.
"Ester tidak perlu khawatir, dia kan anak emas kepala sekolah" Ron berkata dengan enteng.
Ester geram dengan ucapan Ron barusan, tanpa fikir panjang Ester memukul kepala Ron.
"ouch dasar tidak pernah berubah, apa memukul sudah menjadi kebiasaanmu huh?" keluh Ron kesal.
"kita ke lapangan tengah yuk, sudah lama kita tidak kesana" usul Hermione dan disetujui oleh Ester dan Ron.
"boleh, ini juga masih sore kan" Ester menjawab usulan Hermione.
"aku ikut saja" ujar Ron.
Satu jam telah mereka habiskan di lapangan tengah dan hari sudah semakin sore membuat langit langit menjadi gelap.
"ini jam berapa? Kenapa sudah gelap sekali? Padahal kita baru duduk disini satu jam" Ester bergumam bingung.
"ini bukan gelap karena menjelang malam, gelapnya berbeda" susul Hermione.
"ku rasa ini kegelapan yang diakibatkan death eater, sebabnya bukan hanya langit saja yang gelap tapi suasananya juga gelap dan terasa mencekam" ujar Ron
"tapi bagaimana bisa para death eater masuk ke kastil?" Hermione mengernyit bingung.
"ya Hermione benar, Hogwarts adalah tempat teraman. Selagi ada profesor Dumbledore para pelahap maut tidak akan berani masuk" Ester menimpali kebingungan Hermione.
Tiba tiba semua murid berlalu lalang memperlihatkan ekspresi yang membingungkan. Hermione, Ester dan Ron saling memandang karena kebingungan.
"kenapa mereka seperti khawatir dan sedih?" Ester bertanya pada dirinya sendiri.
"hei, ada apa? Kenapa kalian tampak khawatir?" Ron bertanya pada seorang anak Ravenclaw.
"katanya profesor Dumbledore jatuh dari menara astronomi dan kita semua disuruh berkumpul"
Ester, Hermione dan Ron sontak membelalakkan mata bersamaan mendengar pengakuan anak tadi, antara terkejut dan tidak percaya bercampur bersamaan.
"ini tidak mungkin, ini tidak mungkin kan Ron? Hermione?" Ester kembali bergumam dengan wajah yang cemas.
"dari pada kita bertanya tanya lebih baik kita kesana sekarang" ujar Hermione lalu pergi bersama Ester dan Ron.
Sesampainya mereka disana, semua orang telah berkumpul dibawah menara astronomi mengerumuni profesor Dumbledore yang telah terbujur kaku disana. Ester, hermione dan Ron menatap nanar kearah profesor Dumbledore terbaring.
"raise your wand" ucap profesor McGonaggal getir memberi arahan untuk mengangkat tongkat sihir kearah langit agar tidak gelap dan mencekam.
-------------------
Beberapa hari telah berlalu sejak kematian profesor Dumbledore, Hogwarts masih berkabung membuat ujian akhir ditiadakan. Harry, Ester, Ron dan Hermione sedang berkumpul dimenara astronomi bersama merenungi beberapa kejadian yang membuat mereka syok.
"jadi bagaimana Harry? Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" tanya Hermione berdiri didekat pembatas menara astroinomi disamping Harry.
"aku akan mencari horcrux yang lain Hermione dan mencari liontin yang asli" jawab Harry.
Hermione membuka liontin Salazar Slytherin palsu dan menemukan sepotong perkamen yang bertuliskan R.A.B
"R.A.B? apa maksudnya?" Hermione mengerutkan keningnya pertanda sedang berfikir.
"aku tidak tau Hermione" Harry menjawab dengan lesu.
"tenang Harry kami akan membantumu mencari horcrux horcrux itu" ucap Ester bangkit dari duduknya disamping Ron.
"iya Harry, Ester benar. Kami akan pergi bersamamu mencari hurcruxnya" Hermione menimpali ucapan Ester.
"sudah tidak usah sedih, aku yakin kita bisa menemukan horcrux itu" Ron ikut bergabung dengan Harry, Hermione dan Ester.
"terimakasih teman teman, aku tidak tau akan berbuat apa jika aku tidak memiliki kalian"
Mereka berempat mendekatkan diri mereka dan berpelukan satu sama lain lalu tertawa terbahak bahak mendapati diri mereka yang sangat canggung.
Karena chapter ini pendek jadi gue berbaik hati ngasih double up yeayyy🥳 Author mana coba yg up tiap hari dan sering ngasih double up wakakakak🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Him Go || D.M
Fanfiction[PROSES REVISI] Esterlitha Wright, seorang gadis cantik kebanggaan Gryffindor. Paras cantiknya memang tak main main, tapi jangan pernah meremehkannya kalau ia sudah berada dipuncak kekesalannya, semua penyebab kekesalannya akan ia hancurkan begitu...