Walaupun dalam keadaan flu, Leon tetap berangkat bekerja. Dia memaksakan dirinya untuk berangkat karena suatu kepentingan yang tidak bisa ditinggal.
Dia ada rapat penting dengan rekan kerjanya pada hari ini, dan beberapa rapat penting lainnya.Untungnya ada Stella yang selalu mengurus dan mengatur semuanya dengan baik, sehingga Leon bisa bekerja dalam keadaan sakit seperti ini. Lagi pun, jika ada apa-apa dengan Leon, Stella selalu siap sedia.
"Habis ini apa, yang?" tanya Leon.
Stella memang sedang berada di ruangan Leon."Rapat, cuma masih dua jam lagi," balas Stella.
Leon mengangguk, "Aku tanda tanganin berkas-berkas aja yang perlu di tanda tangani, siapkan yang!"
Stella segera mengangguk dan mempersiapkan perintah dari Leon.
Dia melihat tumpukan berkas yang menggunung lalu memilihnya, menyusunnya kembali, lalu diserahkan pada Leon."Hanya ini yang untuk di tanda tangani. Biar sisanya saya yang kerjakan."
"Formal banget sih yang! Kita kan lagi berdua!" Leon protes.
Stella terkekeh, dia mendekati Leon dan membelai kepalanya. "Profesional Tuan."
Setelahnya Stella tertawa melihat wajah cemberut Leon. "Udah ya? Aku keluar dulu, ngerjain ini."
Tapi Leon menahan tangan Stella, "Disini aja, jangan diluar!"
"Ngapain di dalem?"
"Ya sambil nemenin aku!"
"Diluar juga sama aja kok."
"Disini aja! Aku kan lagi sakit," ujar Leon memelas.
"Sakit kok kerja, pulang aja sana!"
"Ih yang!" sentak Leon.
Bukannya takut, Stella malah terkekeh. Dia membawa Leon ke dekapannya, "Aku diluar. Lagian kan keliatan tuh, cuma kaca." Stella menjelaskan.
Tapi yang namanya Leon keras kepala, tetap tidak mau. "Kamu disini aja...," rengek Leon.
"Emang kenapa kalo aku disini?"
"Aku kan bisa liatin kamu!"
"Sama aja, orang aku diluar juga kamu tetep bisa liatin kan?"
"Beda yang!" Leon tetap pada pendiriannya.
"Sama lah," balas Stella. Dia mengelus punggung Leon yang menghangat. Memang, suhu tubuh Leon meningkat semenjak pagi tadi.
"Pokoknya disini aja!"
"Luar ya?"
"Ih! Huaaaa!" Leon menangis.
Memang ya? Kalo udah ada status sifat aslinya bakal keluar.
***
"Mari Tuan," ujar Stella mempersilahkan Bos nya untuk keluar. Stella menahan pintu agar Leon bisa keluar terlebih dahulu.
Namun, Leon berhenti tepat di depan Stella lalu merengkuh pinggangnya. "Ayo sayang!" ucapnya girang.
Stella mencoba untuk melepaskan tangan Leon dari pinggangnya, "Jangan! Lepas!"
"Enggak ih! Kayak gini aja," pinta Leon yang ditolak Stella dengan keras.
"Mau rapat loh," katanya.
"Tap—,"
"Atau nanti malem aku pulang ke rumah?" ancam Stella.
Dengan cepat Leon langsung melepaskan rengkuhannya dan berjalan lebih dulu dengan wajah datar nan dinginnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING [END]
Sonstiges"Auristela!" "Buatkan saya kopi!" "Siapkan keperluan saya!" "Elus-elus kepala saya!" "Temani saya tidur!" Bukan dunia SMA, melainkan dunia perkantoran. Dia suka seenaknya. Tapi diam-diam suka. Dia juga suka iri sama anaknya. Apalagi gengsinya yang s...