Brak!
"DADDY! MOMMY!"
Teriakan Lian di kamar Leon, membuat pagi itu terasa sangat ramai. Padahal jam masih menunjukkan pukul lima pagi. Namun bocah itu sudah berdiri diatas kasur milik Daddy nya.
Dengan perlahan Stella membuka matanya, "Kenapa sayang?" tanyanya.
"AYO JALAN-JALAN, JOGING!"
Stella menggeleng pelan, pikirnya ini bukan hari libur, tapi anak itu antusias sekali untuk pergi lari pagi. Sampai Stella lupa jika Leon masih tidur memeluknya.
Bruk!
"ARGHH!"
"DADDY BANGUNNNNNNN!!!" teriak Lian tepat di depan wajah Leon yang menggerang sakit.
Stella terkejut, lalu menarik Lian hingga duduk di depannya. Bibirnya meringis kala melihat wajah kesakitan Leon di pagi buta seperti ini. "Kamu nggak papa, Mas?"
"Nggak papa gimana! Sakit semu-uhukk!"
"Eh?" Stella langsung buru-buru mengambil segelas air yang sudah ia siapkan diatas nakas. Membantu Leon untuk meminumnya.
Lian hanya menatap keduanya dengan wajah polos, namun senyum miring tercipta dibibir kecilnya. Sepersekian detik kemudian, Lian memudarkan senyum liciknya itu.
"Daddy nggak papa?" tanya Lian selanjutnya.
Leon mengangguk ragu, lalu menyandarkan kepalanya pasrah di bahu Stella. "Sakit semua ih, ngantuk banget lagi yang." Leon mengeluh tepat di telinga Stella. Hal itu membuat Stella sedikit bergidik geli karena nafas hangatnya Leon juga mengenai lehernya.
Bocah kecil perusuh itu mengepalkan tangannya kesal. Pagi buta sudah melihat ke-uwu-an kedua orang tuanya. Niat hati ingin menganggu, tetapi malah mendapat tontonan yang seharusnya tak ia dapatkan.
"DADDY JAHATTT!!!" teriaknya.
Stella mengelus dadanya karena kaget, sedangkan Leon malah cuek dan melingkarkan tangannya di pinggang milik Stella. Wajahnya pun semakin ia tenggelamkan di bahu Stella.
"Kenapa teriak sih, hm?" Stella berusaha meraih Lian.
"DADDY JAHATTTT!!!"
"Daddy jahat apa sama kamu?" Dengan santainya Leon bertanya, namun dengan posisi yang masih sama seperti tadi.
"DADDY AMBIL MOMMY DALI LIANN!!!"
"Pagi buta gini, teriak terus kamu nak." lirih Stella miris.
"Siapa yang ambil Mommy kamu?"
"Ya Daddy lah!" Lian menunjukkan wajah garangnya. Namun sayang, Leon tetap tak melihatnya.
"Daddy nggak merasa ngambil Mommy kamu tuh," acuh Leon.
Stella diam, tak meladeni debat antara bapak dan anak itu. Mau dilerai dirinya malas. Biarlah keduanya berdebat sampai matahari terbit.
Lian melotot, Stella jadi terkekeh lucu. "Yang dipeluk Daddy, itu Mommy Lian!"
Leon bergumam panjang, "Ini istri Daddy."
"BUKAN ISTELI! TAPI MOMMY LIAN!"
"Istri Daddy."
"MOMMY LIANN!!!"
Stella menghela nafas lelah, teriakan Lian tak main-main. Suaranya memenuhi ruangan ini, telinganya sampai sedikit sakit. Lalu Stella menarik Lian ke pangkuannya. "Istri Daddy itu, Mommy Lian." kata Stella.
"Bukan Mom! Mommy itu, Mommy Lian! Bukan isteli Daddy!"
"Iya-in aja deh, Mommy capek, baby."
Lian sudah tak lagi ribut, dia duduk anteng di pangkuan Mommy nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING [END]
Random"Auristela!" "Buatkan saya kopi!" "Siapkan keperluan saya!" "Elus-elus kepala saya!" "Temani saya tidur!" Bukan dunia SMA, melainkan dunia perkantoran. Dia suka seenaknya. Tapi diam-diam suka. Dia juga suka iri sama anaknya. Apalagi gengsinya yang s...