Stella duduk menikmati cahaya cerah berwarna oranye di langit dari atas balkon apartment nya. Di sore ini, Stella sudah sampai di rumah karena jadwalnya tidak begitu padat.
Keberangkatan Leon kemarin berjalan dengan lancar, dan kegiatan Leon di sana pasti berjalan lancar juga, Stella sudah memastikan itu.
Selama Leon pergi ke Inggris, Stella menjadi lebih sedikit santai dari biasanya. Jadi sore seperti ini Stella sudah bisa bersantai dengan putranya.
"Biasanya jam segini masih sibuk, sekarang enggak. Aneh aja gitu," gumam Stella.
Sedikit menyebalkan Stella ini, dikasih lembur selalu mendumel, banyak kerjaan mendumel, santai pun masih mendumel. Stella termasuk ciri-ciri orang yang tidak pernah bersyukur.
"Gue masih penasaran sama kenapa Bos nangis waktu itu? Dan kenapa nggak mau cerita? Da--- oh iya! Sebenarnya gue itu siapanya si Bos sih?!" kesal Stella diakhir kalimatnya.
Lagi pun, selama ini Leon jika ada apa-apa selalu lari padanya. Semenjak saat itu Leon sering tidur bersamanya. Bukannya apa, Stella sedikit takut berdosa, walaupun tidak melakukan apa-apa. Ditambah, status Stella yang tidak jelas.
Jelas Stella ada Sekretaris yang merangkap menjadi asisten pribadi Leon, tapi Stella punya hati bukan?
"Gue juga bingung, gue cinta nggak ya sama si Bos manja?"
Untuk pertanyaan aneh Stella barusan itu membuat dirinya sendiri terkekeh. "Gue udah tua pake acara cinta-cintaan."
Ayolah! Stella masih muda, bahkan belum menginjak dewasa. Masih pantas jika main cinta-cintaan dengan lawan jenisnya.
"Pusing gue mikirin Leon, belum tentu Bos manja itu mikirin gue. Astagfirullah, zina hati nih gue!"
"Tapi gue merasa gak dianggep anjir!" wajah Stella terlihat kesal kembali.
"Ah udahlah! Bodo amat!" Stella pasrah. "Tapi hati gue nggak mau pasrah!" pekik Stella lagi.
"Au ah gelap!"
Mari kita tinggalkan Stella dan kita intip Leon.
"Jadi maksud anda apa?!"
"Ma-af Tu-an----."
"Tidak usah banyak-banyak minta maaf! Saya hanya bertanya, MAKSUD ANDA MENGGELAPKAN DANA DI PERUSAHAAN SAYA APA?!"
Wajah Leon sangat garang, siapa saja yang melihat pasti takut. Apalagi berwarna merah dengan urat-urat dilehernya yang menonjol.
"Sa-ya ber-janji----."
"DARI AWAL ANDA SAYA PERCAYA MENGURUS BAGIAN KEUANGAN, DAN ANDA MENGHILANGKAN KEPERCAYAAN SAYA DALAM SEKEJAP! APAKAH ANDA LUPA JANJI MANIS ANDA SAAT PERTAMA KALI MELAMAR KERJA DI PERUSAHAAN SAYA?!"
Sepertinya kemarahan Leon sudah pada stadium akhir. Pembicaraan tersangka pun terus dipotongnya dengan berbagai teriakan bentuk kemarahannya.
"Ma-afkan sa-ya Tu-an. Sa-ya terpak---."
"TERPAKSA?! JIKA ANDA MENGGELAPKAN UANG RATUSAN JUTA SAYA TIDAK MASALAH. TAPI ANDA SUDAH MENGAMBIL 97 MILIYAR PERUSAHAAN SAYA!!"
"To-long maafkan saya Tu-an...." mohon orang itu. Sebut saya Mr. Bean.
Brak!!
"Saya bersedia memaafkan kamu jika mengembalikan uang yang kamu curi! Jika tidak dikembalikan dalam waktu satu bulan, tunggu surat pemecatan anda!"
"Sa-ya mo-hon Tu-an, saya punya alasan untuk it-u...." Mr. Bean bahkan sampe berlutut dihadapan Leon.
Tapi yang namanya Leon itu orangnya keras kepala, mau bagaimanapun lagi, ia tidak akan pernah memberikan kesempatan pada orang yang sudah membohonginya.
"Keluar!"
Dengan menunduk menahan malu, Mr. Bean keluar. Beliau berusaha menjelaskan alasannya, namun di tolak mentah-mentah oleh Leon. Sebenarnya kasihan, tapi Leon tetap tidak mau menerimanya.
"Desta, cari tau kenapa Mr. Bean menggelapkan uang perusahaan!"
Leon menelpon sekretaris nya yang sedang meeting dan langsung memberikan perintah, setelah itu dimatikan tanpa menunggu jawaban. Bos nggak ada akhlak.
Leon kembali tenggelam dengan berkas dan komputer di depannya sebelum rapat penting yang akan ia hadiri.
Biasanya, jika sedang pusing atau ada masalah seperti ini. Ia akan langsung meminta Stella untuk melepaskan jas dan mengendurkan jasnya, lalu memijat kepalanya. Tapi sekarang Stella tidak disini.
Baru satu hari bekerja, kepalanya sudah ingin meledak saja. Masalah putranya kemarin juga belum mendapat kabar. Ingatkan Leon untuk memberikan hadiah pada suruhannya.
Tok tok tok!
"Masuk!"
Seorang wanita cantik dan seksi memasuki ruangan Leon. Dia lah sekretaris Leon di sini.
Bahkan Leon sendiri tidak tahu kenapa wanita seperti itu bisa bekerja di sini sebagai sekretarisnya."Maaf Mr, ini berkas yang harus anda tanda tangani." Sekretaris bernama Fiera itu berbicara dengan bahasa Indonesia dan sedikit belepotan.
Sepertinya Fiera sengaja memperlihatkan payudara montoknya pada Leon sembari menyerahkan berkasnya.
Ketika Leon sedang membaca berkas yang berisi laporan itu, Fiera bertanya. "Anda lelah Mr? Sepertinya terlihat sangat capek."
"Ya saya lelah," jawab Leon apa adanya.
Tanpa aba-aba, Fiera duduk di pangkuan Leon. Lalu tangan Fiera memijat bahu dan kepala Leon dengan gaya jalangnya.
"Hentikan," desis Leon dengan mata terpejam.
Selain duduk disitu, Fiera pun dengan sengaja menggoyangkan pantatnya di atas pangkuan Leon.
Mau bagaimanapun juga, Leon adalah seorang lelaki yang pastinya memiliki nafsu. Mati-matian Leon menahan nafsunya selama dia hidup, masa' dia harus melepaskan nafsunya dengan wanita seperti jalang ini.
"Nikmatin saja sayang," bisik Fiera sensual di telinga Leon.
Tangan Fiera mendorong tengkuk Leon agar bibirnya bertemu dengan bibir Leon. Tapi sebelum itu,
Bruk!
Plak!
Leon mendorong dan menampar sekretarisnya itu! Wajah Leon memerah karena marah lagi. Padahal tadi dia sudah emosi dengan Mr. Bean, dan sekarang harus dibikin naik darah dengan kelakuan sekretarisnya itu.
"Dasar jalang!" sentak Leon yang tidak membuat Fiera takut.
"Ayo sayang, aku tau kamu butuh aku," kata Fiera dengan menggoda.
Leon berdecih, "Najis bangsat! Sekarang keluar dari ruangan saya!"
"Kamu beneran nggak mau main sama aku?" tanya Fiera yang lagi-lagi menggoda Leon.
"Kamu saya pecat!"
"Hah?" Fiera mendadak pucat di tempatnya. Dia kira, Leon sama halnya dengan semua pria di Inggris--- lebih tepatnya London. Ternyata Leon tidak seperti itu, tamatlah riwayat hidup Fiera.
"Ma-afkan saya Mr hikss...." Fiera mengeluarkan air matanya yang entah palsu atau beneran.
"Kamu tidak dengar saya bicara apa? Cepat keluar atau saya panggilkan satpam!"
"Ja-ngan pecat saya Mr!"
"SATPAM!" teriak Leon.
Dan satpam yang dipanggil Leon pun datang dengan tergesa-gesa. "Ada apa Mr?"
"BAWA WANITA INI KELUAR DAN JANGAN SAMPAI DIA MENGINJAKKAN KAKINYA DI KANTOR SAYA LAGI!!" teriak Leon.
Satpam itu pun mengangguk patuh dan menyeret Fiera yang masih menangis dan memohon agar tidak di pecat oleh Leon.
"Ela...."
________
Silahkan sadar diri untuk vote dan komen.
11/10/20.
Thanks,
Mouse.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING [END]
Random"Auristela!" "Buatkan saya kopi!" "Siapkan keperluan saya!" "Elus-elus kepala saya!" "Temani saya tidur!" Bukan dunia SMA, melainkan dunia perkantoran. Dia suka seenaknya. Tapi diam-diam suka. Dia juga suka iri sama anaknya. Apalagi gengsinya yang s...