Chapter 5

124K 11.9K 198
                                    

Haii, apa kabar? Sehatkan? Alhamdulillah kalo gitu😊

Jangan lupa tinggalin jejak, jangan hanya numpang lewat...🙏

Follow ig: @risiahryn

-05-

"Ela..."

Gadis yang dipanggilnya itu hanya berdehem sebagai jawaban. Dan itu membuat Leonard kesal setengah mati karena merasa diabaikan. Auristela juga sama kesalnya, sedari tadi ia hanya duduk disini tanpa mengerjakan apapun itu karena perintah atasannya yang minta ditemani?! Benar-benar ajaib atasannya.

"Ela, kalo Leon panggil itu dijawab!"

"Hm."

"Marah sama Leon?"

"Pikir aja sendiri!"

"Ela..."

"Apa sih?!"

"Kesini..."

Auristela tak habis pikir, dia seharian ini sudah memenuhi permintaan dan perintah sang atasan, tapi kenapa sekarang masih banyak maunya? Auristela capek. Dan sekarang, pekerjaannya tadi tinggal sedikit, tapi dengan wajah ponggahnya, Leonard menyuruh kesini. Mau menolak bagaimana? Badan Auristela terasa tak enak. Itu karena hari ini dia datang bulan, tidak tahukah jika ia benar-benar lelah?

Jam pulang kantor 30 menit lagi, dan pekerjaan Auristela belum selesai? Maka lembur adalah jawabannya. Auristela malas dengan itu. Perut dan pinggangnya sakit.

Karena tak kunjung mendapat jawaban, Leonard menghampiri Azalea dan memeluknya dari samping. Reflektivitas Auristela pun terjadi, ia menyikut perut Leonard dengan sikunya. Kaget, katanya.

Leonard langsung mengaduh kesakitan sembari memegang bekas sikutan tadi. Rasanya benar-benar sakit menurut Leonard. "A-adu-h ma-maaf Pak, saya gak sengaja."

Kasian juga melihatnya, Leonard terus merintih kesakitan. "Ela, peluk saya!"
Dengan sigap, Auristela memeluk atasannya. Ingat, karena tak tega melihatnya. Masih ingatkan perkataan Auristela malam itu?

Leonard tersenyum diceruk leher Auristela, seringai lebih tepatnya. Yes, rencana gue berhasil! soraknya dalam hati.

Oh my God! Ternyata itu hanya akal busuk Leonard agar mendapat perhatian dari Auristela.

"Sa-sakitt Ela..." suara lemah dari Leon membuat Auristela merasa bersalah. "Elus-elus perut Leon!"

Gadis itu terkejut, memeluk ini pun jantungnya terasa ingin copot. Tangan Auristela gemetar saat akan menyentuh perut Leonard. Bayang-bayang jika perut Leon berkotak-kotak membuatnya merinding.

Diam-diam Leonard berdecak kesal, Auristela sangat lama sekali. "Sakit Ela..."

Auristela semakin gelagapan. Ia harus apa?

Anjir, gue harus apa goblog? Tangan gue gemeterrr, jantung gue! Papa, Mama tolongi Ela! jerit Auristela dalam hati.

Ketika tangannya sudah mendarat sempurna dibekas sikutan itu, perlahan tangan Auristela mengelusnya lembut. Jika Auristela merasa dunianya berhenti, berbeda lagi dengan Leonard.

SOMETHING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang