Pukul satu dini hari, jet pribadi yang ditumpangi Leon mendarat di salah satu bandara Jakarta.
Dengan mengenakan pakaian serba tertutup juga berwarna hitam, Leon berjalan sedikit cepat menuju mobil yang akan mengantarnya ke apartemen.
Leon tidak mengemudikan mobilnya sendiri, sebab dia pasti capek. Makanya Leon membawa sopir dan kini tengah melaju membelah jalanan sepi.
Sesampainya di lantai lima, ia tidak langsung ke apartemen miliknya. Melainkan mengetuk pintu apartemen sebelahnya. Siapa lagi jika bukan milik Stella sekretaris pribadinya?
Leon mengetuk pintu dengan sedikit keras.
Tok tok tok!
Belum ada yang membukakan pintu membuat Leon sedikit kesal, tubuhnya yang lemas menyandar pada dinding sebelahnya.
Tok tok tok!
Ketukannya sudah tidak sekeras tadi. Leon memejamkan matanya, sampai-,
Cklek!
Pintu terbuka, dan terlihatlah Stella dari dalam dengan baju tidurnya. "Bos?" beonya.
"Ela...."
Stella dengan sigap mengambil koper dan menuntun Leon masuk ke dalam. Ia membawanya ke ruang tamu lalu disuruh menunggu dikursi.
Stella meninggalkan Leon ke dapur untuk membuatkan minuman. Teh hangat.
"Tuan bisa mandi, setelah itu langsung istirahat."
Leon hanya pasrah mengangguk, tubuhnya sudah mendingan saat setelah meminum teh buatan Stella. "Terima kasih Stella." ujar Leon dan menenteng tasnya kembali keluar. Meninggalkan Stella yang melongo akan tingkahnya.
"Tuh Bos sarap kali ya?"
Tapi Stella tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Bos sarapnya itu.
Perempuan itu kembali ke kamarnya dan tidur disebelah putranya. Memejamkan matanya kembali untuk mengistirahatkan tubuhnya agar besok dapat beraktivitas kembali.
♣️
Pagi jam lima Stella terbangun. Dia membersihkan wajahnya dan melangkah menuju dapur. Untungnya kemarin dirinya sudah berbelanja untuk kebutuhan sebulan ke depan.
Stella hanya menggoreng ayam dan tempe mendoan saja untuk sarapan pagi ini. Dia tidak sempat memikirkan akan membuat menu yang enak.
Padahal buat Leon dan Lian masakan Stella selalu yang terenak.
Hanya butuh waktu tiga puluh menit untuk Stella menyiapkan makanan untuk sarapan ini. Dia langsung bergegas membersihkan tubuhnya dan memakai pakaian kantor.
Setelah itu dia membangunkan putra kecilnya dan menyiapkan pakaian untuknya.
Kini, Stella sudah siap pergi ke kantor tinggal menuggu Mbok Jul datang untuk menjaga Lian.
"Assalamualaikum," ujar Mbok Jul yang baru saja memasuki apartemen. Mbok Jul adalah salah satu orang yang mengetahui pin apartemen nya.
"Waalaikumsalam, Mbok."
"Maaf ya Mbok telat datang ke sini. Tadi Mbok kesiangan," kata Mbok Jul.
Stella memakai sepatunya, "Iya Mbok gapapa. Seharusnya Stella yang minta maaf karena selalu ngerepotin Mbok."
"Sudah tugasnya Simbok."
"Yaudah, kalo gitu Stella berangkat dulu Mbok. Lian jangan nakal ya?" Stella menyalimi Mbok Jul dan mencium pelipis putranya.
"Siap Mommy!!!" seru bocah itu.
Stella tertawa lalu sedikit mengusak rambut putranya itu. Dia berjalan keluar dengan santai.
Niat hati ingin langsung berangkat, tapi teringat dengan Leon yang pastinya belum siap. Maka dia berbelok arah ke sebelah pintu apartemennya.
Tanpa mengetuk pintu Stella memasukkan pin dan langsung masuk. Begitu menutup pintu, dirinya dibuat tercengang dengan keadaan di depannya.
Baju kotor berceceran di atas lantai, sepatu di atas meja, dan bungkusan makanan ringan sampai bekas pop mie pun ada, lalu jangan lupakan seonggok manusia berjenis kelamin laki-laki tertidur diatas sofa dengan nyamannya.
Tarik nafas buang!! Tarik nafas buang!!!
Stella banyak menyebut didalam hati, kelakuan Bos nya itu sungguh ... seperti anak kecil!
Gadis itu mulai memunguti pakaian dan membereskan semuanya. Membiarkan Leon tertidur karena sepertinya sangat kelelahan.
Tbc.
Maafkan diriku yang tak pernah update. Aku terlalu sibuk mengejar deadline tugas.
Setelah ini alias mulai besok akan aku usahakan update setiap hari. Tapi dengan part yang mungkin hanya 450-800 an kata. Gapapa kan?
Aku ingin cerita ini panjang. Kalian gimana?
Oh ya! Tolong promosikan cerita ini, dan jangan lupa vote n komen semuanyaaaa!!
Love you all💕💕💕!!
12 Februari 2021.
Risia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING [END]
Random"Auristela!" "Buatkan saya kopi!" "Siapkan keperluan saya!" "Elus-elus kepala saya!" "Temani saya tidur!" Bukan dunia SMA, melainkan dunia perkantoran. Dia suka seenaknya. Tapi diam-diam suka. Dia juga suka iri sama anaknya. Apalagi gengsinya yang s...