Stella membuka pintu kamar mereka berdua, kamar yang sudah empat bulanan ini ia tinggalkan untuk memberi hukuman pada suaminya itu.
Pemandangannya yang pertama kali ia lihat adalah suaminya yang tidur tengkurap diatas kasur dan punggungnya yang bergetar pelan.
"Mas?" panggil Stella. Ia menutup pintu dan menguncinya.
Tidak ada tanggapan dari Leon.
Stella mendekat, duduk di sebelah Leon yang tengkurap, dan mengusap punggungnya yang bergetar pelan. "Sayang, mandi dulu ya, aku siapin air anget mau? Baru pulang kerja kan?"
Masih tidak ada tanggapan dari Leon.
Stella menghela nafas, bangkit, dan masuk ke dalam kamar mandi. Ia juga akan membersihkan diri dulu, karena baru saja melakukan perjalanan jauh.
Lima belas menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi dengan baju tidurnya. Dan Leon masih betah dengan posisinya tadi.
Stella kembali masuk ke kamar mandi, ia menyiapkan air hangat untuk Leon mandi juga mengambilkan baju tidur untuknya."Sayang, mandi dulu, udah aku siapin," kata Stella lembut.
Tanpa suara, Leon langsung bangkit masuk ke dalam kamar mandi, Stella menghela nafas. Ia mengambil posisi duduk di atas ranjang dengan bersandar di kepala ranjang dan memainkan ponselnya.
Tangannya yang satu mengusap perut nya yang buncit. "Daddy mu itu nak, pasti dua bulan yang lalu dia nggak ngelakuin perintah Mommy."
Tak lama kemudian, Leon keluar dari kamar mandi dengan wajah segarnya, walaupun hidung dan matanya masih memerah. Pria itu hendak keluar dari kamar ini.
"Mau kemana kamu?" tanya Stella dengan nada dingin.
"Bukan urusan kamu," jawab Leon tak kalah dingin.
"Sini! Selesaikan masalah kita dulu!"
"Nggak ada yang perlu dijelasin! Jelas-jelas kamu selingkuh!"
"Siapa yang selingkuh, huh?!"
"Pulang-pulang perut buncit, selingkuh kan? Jadi kamu pergi selama empat bulan ajak anak aku cuma buat nemenin kamu SELINGKUH?!" bentak Leon di akhir kalimat.
Stella menatap Leon yang berdiri di depan pintu dengan tajam, "Aku. nggak. selingkuh." ucap Stella penuh dengan penekanan.
"Buktinya udah ada!" bentak Leon, lagi.
"AKU NGGAK SELINGKUH!" jerit Stella.
"KAMU YANG SELINGKUH SAMA MARCELA!" lanjut Stella.
"Jangan sembarangan! Aku nggak pernah selingkuh!" bela Leon. Enak aja, dia nggak pernah selingkuh kok.
"SEBELUM PERGI, aku mergokin kamu lagi ketemuan sama Marcela di cafe kan?! Pegangan tangan?! Ngucapin cinta-cintaan?!"
Kedua tangan Stella mengepal untuk menahan emosinya. Leon itu benar-benar keras kepala."Itu aku nggak—," ucapan Leon terpotong oleh teriakan Stella.
"BUKTINYA UDAH ADA!" teriakan Stella yang mengikuti gaya bicara Leon tadi.
"AKU NGGAK SELINGKUH! Kamu yang selingkuh!"
Raisa dan Dikta yang menguping dari pintu depan pun menggeleng bersamaan.
"Bodoh," lirih Dikta sinis. "Anak kamu, by," lanjutnya yang langsung kena tampol pantatnya.
"Keras kepala, kayak kamu," balas Raisa melirik sinis suaminya.
"Hehe," Dikta nyengir keren.
"MAKANYA SINI DULU! AKU JELASIN, BODOH!" teriak Stella yang langsung mengatai Leon bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING [END]
Random"Auristela!" "Buatkan saya kopi!" "Siapkan keperluan saya!" "Elus-elus kepala saya!" "Temani saya tidur!" Bukan dunia SMA, melainkan dunia perkantoran. Dia suka seenaknya. Tapi diam-diam suka. Dia juga suka iri sama anaknya. Apalagi gengsinya yang s...