Chapter 4

140K 12.2K 594
                                    

Haii👋... Apa kabar? Sehat kan? Alhamdullilah kalo gitu😊

Jangan lupa tinggalin jejak, jangan hanya numpang lewat...🙏

Follow IG: @risiahryn

-04-

Tak terasa, malam cepat berlalu, dan kini pagi telah menjemput. Jalanan ibukota memang tak akan pernah sepi, selalu saja ramai dengan kendaraan dan orang-orang yang berpergian.

Dua manusia berbeda gender masih asik tertidur dengan nyamannya. Diatas sofa, gadis yang tidur dengan posisi duduk itu mulai mengerjapkan matanya, lalu mengucek beberapa kali matanya.

Baru matanya bisa melihat dengan jelas. Sesaat dia berfikir, dimana dia? Ini bukan seperti kamarnya.

Ketika akan beranjak, dirinya dikejutkan dengan kepala seorang laki-laki yang berada diatas pahanya, jangan lupakan jika tangan seseorang itu melilit perutnya dengan erat.
Seketika memorinya berputar dikejadian beberapa jam yang lalu, setelah mengingatnya, dia merasa senang, entah apa yang membuatnya senang.

Perlahan, gadis itu melepaskan pelukannya dan memindahkan kepala orang itu dibantal yang sudah ia persiapkan.

Terlepas dari orang itu, ia bergegas menuju apartemennya dan mulai melakukan ritual paginya dengan perasaan bahagia.

Gadis itu Auristela. Tersenyum ketika mengingat kembali apa yang terjadi. Oh, pipinya memerah seperti tomat. Lalu terkekeh sendiri, sudah seperti orang gila saja dirinya.

"Bisa gila gue lama-lama," gumamnya dan segera menyelesaikan ritual paginya.

Di sisi lain.

"Ela..."

"Ela..."

Merasa tidak mendapat jawaban, Laki-laki itu membuka matanya perlahan. "Ela..." panggilnya sekali lagi.

Dan sudah tiga kali ia memanggil, orang yang dipanggilnya tidak muncul. Leonard mendudukkan dirinya, kemudian menatap jam yang melingkar diatas TV nya. Pukul 06.30.

Itu sudah siang, dan ia belum siap-siap pergi ke kantor. Saat akan beranjak dari duduknya, suara seseorang yang dicarinya terdengar. "Sudah bangun, Pak?"

Leonard mengangguk, "Ela dari mana?" tanyanya.

Auristela yang sudah siap mengenakan pakaian ala kantoran mendekat kearah Leonard dan meletakkan kotak bekal yang dibawanya. "Mandi, sekarang Bapak mandi, saya berniat membangunkan tadi, tapi sudah terbangun. Saya akan berangkat ke kantor sekarang."

"Tunggu!"

"Kenapa, Pak?"

"Tunggu saya, kita berangkat bersama."

Leonard segera berlari memasuki kamarnya dan bersiap. Sedangkan Auristela menggelengkan kepalanya melihat Leonard yang seperti itu.

Beberapa menit kemudian, Leonard datang dengan jas yang ditenteng dan dasi yang belum terpasang. Lagi-lagi itu membuat Auristela menggelengkan kepalanya.

Ia menarik Leonard duduk di sofa, lalu ia memakaikan dasi milik Leonard. "Buru-buru sekali," gumam Auristela yang dapat didengar oleh Leonard.

SOMETHING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang