Chapter 10

110K 10.4K 103
                                    

Leonard diganti menjadi (Leon) supaya mudah menulisnya.

▪️▪️▪️

Sebelum keluar apartemen, Stella menyempatkan untuk mengecup dahi dan kedua pipi Lian yang sudah tertidur pulas diatas kasur miliknya.

Setelah makan malam tadi, Lian tidur tetapi sudah gosok gigi, cuci tangan dan kaki.

Masih ingatkan ketika Stela bertukar pesan dengan atasannya tadi?
Stela memakai pakaian rumahan dengan celana berbahan lembut dan atasan kaos lengan panjang biasa.

Tok tok tok!

Tak lama kemudian, pintu terbuka. Nampaklah atasan Stela dengan wajah datar miliknya. "Silahkan masuk..."

Barulah Stela masuk dan mereka berdua duduk di ruang tamu. Ternyata atasannya sedang mengerjakan pekerjaan kantor, jadilah Stela hanya terdiam beberapa saat, sampai suara Leon memecahkan keheningan diantara keduanya. "Sudah makan?"

"Saya sudah Pak, kalo Tuan?"

Panggilan Stela untuk Leon itu bermacam-macam. Kadang memanggil Bapak/Pak, Bos, Tuan, ataupun Mr. Dan Leon sudah mengiyakan hal tersebut.

"Belum."

Mendengar jawaban singkat itu, Stela melirik jam di atas dinding. Menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Sudah cukup larut untuk makan malam. "Bapak mau saya bikinkan apa?"

"Tidak perlu, saya tidak lapar."

Tapi,

Kruyukk kruyuk!

Stela tertawa kecil mendengarnya. Atasannya itu berucap tidak lapar, tapi tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya yang memang kelaparan.

Leon menggaruk tengkuknya yang sudah pasti tidak gatal. Leon malu total!

"Makan di jam segini tidak bagus. Mau saya bikinkan salad buah?"

Yang ditanya hanya mengangguk mengiyakan. Sebab memang betul jam larut seperti ini makan yang berat tidak boleh.

Stela bangkit dan berjalan menuju dapur. Membuka kulkas dan memilih beberapa buah untuk dijadikan salad. Seadaanya saja.

Tangan Stela bergerak lincah dalam urusan mengupas dan memotong buah. Sampai ada sepasang tangan memeluk pinggangnya erat.

Seketika nafas Stela terhenti. Sudah jelas siapa yang memeluknya dari belakang, karena disini hanya ada dirinya dan atasannya.

Detak jantung Stela sudah tak beraturan, ditambah hembusan nafas Leon tepat di lekukan lehernya membuat sensasi geli menghampirinya.

"P-pak, bi-sa lep-askan?" tanya Stela gugup.

"Biarkan seperti ini."

Damn!

Suara Leon terdengar berat dan seksi di telinga Stela. Pikiran kotor menghampiri otak cantik Stela. Dia menggeleng kecil untuk menghilangkan pikiran yang seharusnya tidak ia pikirkan.

Cup!

Leon mengecup dan sedikit menyesap leher Stela, membuat tubuh sang empu menegang dan terkejut bukan main.

Secepat kilat Stela berbalik dan menampar Leon.

Plak!

"Tolong jangan lakukan seperti itu, Pak!" desis Stela pelan. Namun sedetik kemudian membawa Leon ke dekapannya.

Leon hanya terdiam melihat respon sekretarisnya tersebut. Diluar dugaan karena ia kira Stela akan marah besar. Ia merasakan jika Stela mengelus kepala dan punggungnya bergantian.

SOMETHING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang