Hari Senin telah tiba, dan hari ini juga pertama kalinya Lian akan sekolah SD.
Sedari tadi, bocah bernama Lian itu tengah gugup. Ia duduk di pinggir ranjangnya dengan tangan saling bertautan. Tubuhnya sudah berbalut rapi baju sekolah khas anak SD.
"Pagi sayang! Udah dipake seragamnya?" tanya Stella yang tiba-tiba datang memasuki kamar.
Lian menatap Stella, kemudian mengangguk. "Mom, Lian deg-degan telus."
Wanita itu terkekeh pelan, tangannya mengusap kepala putranya dengan sayang. "Gapapa, deg-degan itu wajar. Kan Lian baru pertama masuk sekolah SD, 'kan?"
"Tapi Mom, Lian takut ndak punya teman," ujarnya yang mengundang gelak tawa seseorang yang baru saja memasuki ruangan itu.
"Siapa sih yang nggak mau temenan sama anaknya Leonard Zaleo yang kaya tujuh turunan sembilan tanjakan tujuh belokan?!" Dia Leon, dengan senyum sombongnya menatap putranya itu.
"Heh! Mulutnya!" Stella mendelik ke arah suaminya. "Jangan dengerin Daddy-mu itu. Nanti kalo Lian pengen punya banyak teman, Lian harus bersikap friendly, okay?"
"Okay Mommy! Lian akan friendly!"
"Bagus, sini Mommy pasangin dasinya."
Stella memasangkan dasi SD Lian dengan cepat, tak lupa juga sedikit merapikan baju seragamnya.Leon mendelik tak suka, "Yang! Seharusnya kamu pasangin dulu dasi punya aku!" rajuknya. Bibirnya ia majukan beberapa senti agar terlihat imut dimata istrinya. Namun yang ditatapnya malah tatapan jijiknya.
"Udah tua! Pasang sendiri!" ketus Stella. Lian sampai tertawa saat mendengar Mommynya mengatakan sang Daddy itu tua.
"Hahahaha! Daddy tua!" ejek Lian.
"Dasar bocil!" sungut Leon dalam lirih. Jika sampai terdengar oleh istrinya, bisa habis dia tidak dimanjain lagi.
♣️▪️♣️"Bukunya udah?"
"Sudah!"
"Pensil dan penghapus?"
"Sudah!"
"Baju ganti?"
"Sudah!"
"Air minum?"
"Sudah!"
"Bekal?"
"Sudah!"
"Uang jajan?"
"BELUM!!!"
Stella tertawa, "Minta yang banyak sama Daddy mu," suruhnya dengan santai.
Lian mengangguk, lalu menepuk bahu Daddy nya yang tengah menyetir di depan bersama Mommy nya. "Daddy! Minta uang jajan! Yang banyak kata Mommy!"
Leon mendengus, "Masih SD nggak boleh banyak-banyak!"
"Itu kan Daddy SD! Kalo Lian halus banyak!"
Stella tertawa, menurutnya Lian lucu, pasti saja bisa menjawab perkataan Leon. Entah sudah berapa kali ia tertawa pagi ini.
"Kasih aja, Mas. Kan hari pertamanya sekolah," bela Stella.
"Kenapa nggak kamu aja yang kasih?" Leon melirik sinis. Jika masalah uang pasti Stella tak mau mengeluarkannya sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING [END]
Acak"Auristela!" "Buatkan saya kopi!" "Siapkan keperluan saya!" "Elus-elus kepala saya!" "Temani saya tidur!" Bukan dunia SMA, melainkan dunia perkantoran. Dia suka seenaknya. Tapi diam-diam suka. Dia juga suka iri sama anaknya. Apalagi gengsinya yang s...