Setelah menjemput Lian, tiba-tiba Leon mendapat telefon dari teman lamanya. Katanya, mereka berdua akan bertemu. Padahal rencananya setelah menjemput Lian, Leon akan berkeliling mencari telur gulung lalu membawanya pulang dan memakannya. Kemudian baru ia tidur. Namun nyatanya tertunda.
Mereka sudah berada di depan cafe tempat Leon bertemu dengan teman lamanya itu. Namun Leon masih enggan untuk melepas pelukannya dari Stella.
"Yang, kamu beneran mau pulang pake taksi?" tanya Leon.
Stella mengangguk, "Iya gapapa. Biar Jo nungguin kamu aja, aku sekalian mau jalan sama Lian."
"Aku nggak ikut dong?" tanya Leon memelas.
Hal itu membuat Stella tertawa kecil, "Aku mau Quality time with my son dulu. Bertiganya besok lagi. Boleh kan?"
"Iyaaa," jawab Leon malas. Kemudian ia mengecup kening dan pipi Stella sayang, tak lupa pada putra kecilnya juga.
"Aku pergi dulu ya, abis ketemu juga aku balik ke kantor. Mungkin aku bakal pulang sore agak malem. Kamu hati-hati ya sama Lian. Kalo ada apa-apa kabarin aku secepatnya. Jangan lama-lama jalannya, langsung pulang ya kalo capek." sederet pesan untuk Stella dan Lian dari Leon. Jo yang sedari tadi melihat drama itu hanya mendengus kesal. Wajahnya pun semakin datar.
Entahlah, ada apa dengan Jo itu. Yang pasti Stella melihat itu semua. Sepertinya akan ada hal yang seru, batin Stella.
"Iya, jangan khawatir. Aku bisa bela diri sedikit-sedikit kalo kamu lupa."
"Hm, I love you so much." Leon kembali mengecup kening Stella.
"...."
"Yang, kok nggak bales sih?! Kamu udah nggak cinta sama aku?!"
"Iya Mas. Love you too. Aku nggak perlu ngungkapin hal kayak gitu buat kamu. Tapi aku pasti buktiin kalo aku beneran cinta sama kamu, selamanya." Stella tersenyum tipis, tapi jika orang itu memperhatikan betul senyum tersebut, pasti orang akan langsung berfikir jika Stella nampak sangat puas dengan ucapannya barusan.
Bagaimana Lian? Anak itu duduk di depan, sebelah Jo. Sedang memainkan ponsel milik Stella, makanya sedari tadi anak itu diam.
Sebelum keluar dari mobil, Leon kembali mengecup kening Stella.
"Lian, sudah ya mainnya. Sekarang kita, GO!!!"
"Kita mau kemana, Mommy?"
"Udah, Lian ikut aja. Atau Lian mau sama uncle Jo?" tanya Stella.
"Eh—NO! Lian sama Mommy!"
"Jo, saya nitip tas Lian. Jika sudah sampai rumah tolong keluarkan dari mobil ya, saya pergi dulu."
Stella keluar dari mobil, diikuti dengan bocah kecil itu. Sebelum menutup pintu, Stella berkata, "Jo. So show me!"
"I'll show you! Saya selalu berada di kubu mu, Nona."
"Bagus."
♣️
"Mommy, kita ngapain disini?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Lian saat mereka berdua tengah berdiri di depan sebuah gedung.
Gedung itu nampak banyak orang, banyak yang masuk tapi banyak juga yang keluar. Sampai yang di depan gedung pun banyak motor dan mobil yang terparkir.
Stella, menarik tangan kecil Lian dengan lembut menuju sebuah kotak tinggi di depan bagian kanan gedung tersebut.
"A—T—M? Mommy, ngapain kita kesini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING [END]
Random"Auristela!" "Buatkan saya kopi!" "Siapkan keperluan saya!" "Elus-elus kepala saya!" "Temani saya tidur!" Bukan dunia SMA, melainkan dunia perkantoran. Dia suka seenaknya. Tapi diam-diam suka. Dia juga suka iri sama anaknya. Apalagi gengsinya yang s...