Dua Minggu lagi, pasangan Leon dan Stella akan segera mengikrarkan janji sah pernikahan. Persiapan baru 15 persen. Tentu saja karena dua Minggu lumayan lama.
Dan mulai besok hari Senin, Stella sudah ambil cuti sampai satu bulan ke depan. Berbeda lagi dengan Leon yang tidak boleh cuti, karena Leon adalah seorang pemimpin. Leon hanya akan libur selama 4 hari di hari pernikahan nanti.
Seminggu yang lalu, Leon sudah terbang ke beberapa daerah untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dia menggunakan sistem kebut, supaya saat nanti ia selesai cuti pekerjaannya tidak menggunung.
"LIAN!" teriak Stella. Baru saja ia dan Leon sampai hotel, mereka baru pulang dari kantor.
"Kenapa sih teriak-teriak." Leon mendekat dan memeluk Stella dari belakang.
"Kenapa sih peluk-peluk." Stella mengikuti gaya bicara Leon."MOMMY!" muncul Lian dari dalam sembari merentangkan tangannya.
"Hap!" Stella menangkap tubuh Lian yang melompat ke arahnya, ia membawa Lian le gendongannya dan duduk di kursi ruang tamu. "Apa kabar sayang?" tangan Stella.
"Mommy kok lama gak kesini?" tanya Lian dengan senyum imut.
Stella mengusak rambut Lian sayang, "Mommy kan sibuk. Jadi baru bisa kesini."
"Mommy sibuk terus! Kayak Daddy!" rajuknya.
"Loh? Kok marah? Daddy sibuk juga buat Lian kok. Daddy kan kerja," sahut Leon yang diangguki oleh Stella. "Kalo Daddy dapet duit juga buat jajan Lian kan, biar bisa beli mainan juga."
Lian nyengir lucu mendengarnya, "Hihi. Ayo beli mainan!" serunya.
Mampus, batin Leon nelangsa.
Padahal ia berencana akan tidur habis ini, menghabiskan malam ini dengan beristirahat penuh.Stella melirik Leon yang menampakan wajah melasnya, "Coba tanya Daddy. Mau nganterin Lian beli mainan sekarang atau enggak."
"Daddy," panggil Lian lirih, tak lupa dengan wajah paling imutnya menatap Leon yang semakin memelas melihatnya. Ingin menolak tapi bagaimana?
"Maaf baby boy. Tapi Daddy mau istirahat, besok lagi aja ya?"
Tanpa mendengar jawaban Lian, pria itu segera pergi dari sana menuju kamarnya.
Stella terkekeh dalam hati. "Besok aja sayang, Daddy mau istirahat. Capek banget."Lian mengangguk santai, padahal tadi dia ingin menjawab seperti ini, "Gak papa Dad. Soalnya belum pengen beli banget." Tapi Daddy-nya keburu pergi.
Stella mengecup pipi gembul Lian, "Udah mandi kan anaknya Mommy ini, hm?"
"Udah Mom! Tadi belenang sama Opa sama Oma juga ... terus dimandiin. Lian belenang sama Kak Bian juga! Telus sambil disuapin sama Oma!" Stella senantiasa mengelus kepala Lian sembari mendengarkan ceritanya.
"Wah! Seru nggak berenang bareng-bareng?" tanya Stella.
Lian mengangguk semangat, "Selu banget Mom!"
"Besok lain kali kita berenang lagi sama-sama. Bareng Daddy juga."
"Kapan Mom?!" tanya Lian antusias.
"Kalo Daddy sama Mommy udah nggak sibuk."
Lian mengacungkan jari kelingkingnya dengan lucu, "Janji ya Mom!"
Stella tersenyum, mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingking Lian. "Janji, sayang."
"Sayang Mommy!" Lian memeluk leher Stella erat.
"Sayang baby boy!"
♣️▪️♣️
Stella memasuki kamar dan mendapati Leon yang duduk di atas kasur sembari memangku laptop. Ia menutup pintu lalu meletakkan nampan yang dibawanya diatas nakas.
"Katanya mau istirahat, Mas." ujar Stella.
"Emang mau istirahat. Tapi tiba-tiba dapet kiriman email, harus langsung dikerjain!" Leon menjawab dengan kesal yang menggebu-gebu.
"Capek nggak?" tanya Stella.
Leon melirik sinis, "Capek lah! Mau tidur gak bisa!"
Stella terkekeh, Leon kalo sudah capek dan kesal akan berujar dengan sinis. Apalagi bibirnya yang terus menggerutu.
Perempuan itu duduk disebelah Leon, ikut melihat ke arah laptop. "Dikerjain besok nggak bisa itu laporan?" tanya Stella.
"Enggak! Daddy maunya besok harus udah jadi. Sebel banget ih!"
Stella mengelus lengan Leon sok prihatin. Padahal dalam hati tertawa keras. Itulah yang dirasakan oleh Stella setiap hari ketika dulu sebelum dekat dengan Leon."Aku bikin mie. Mau minta nggak?" tanya Stella. Ia meraih nampan dan ditaruh di depannya.
Mencium bau sedap, Leon mengangguk.
"Tapi pake telur, gapapa?" Stella bertanya.Lagi-lagi Leon mengangguk.
Stella memakan satu suap mie nya, lalu menyuapkan pada Leon yang tidak sama sekali mengalihkan pandangannya dari laptop.Lian bersama Brian dan Bian sekarang. Tadi Bian mengajak Lian untuk ke kamarnya. Main game katanya.
Suap demi suap Leon terima. Mereka makan semangkuk berdua. Tapi lebih banyak Leon yang makan. Stella sih b aja.
"Besok weekend. Lian tadi cerita kalo berenang bareng seru. Aku udah janji mau ngajakin dia berenang sama kamu, bareng-bareng pokoknya. Kamu kapan bisanya?"
"Besok emang weekend. Tapi ini laporan aku aja belom selesai, yang. Terus besok pasti aku rapat sama Daddy, buat bahas ini. Kamu kan tau."
"Kan besok baru Sabtu, Mas. Minggu kan bisa," ucap Stella.
"Terus aku istirahat nya kapan?" tanya Leon lirih.
"Yaudah lain kali aja gapapa. Masih banyak hari weekend. Kamu selesaiin aja kerjaan kamu."
Stella keluar, mungkin mengembalikan mangkuk dll. Setelah itu masuk kamar dan langsung ke kamar mandi, mungkin sikat gigi dan cuci muka.
"Udah jam sembilan. Kamu harus tidur, itu laporannya diselesaikan besok pagi."
"Masih banyak, yang." jawab Leon.
"Iya tau. Besok pagi, aku bantuin. Nanti biar aku bilang sama Daddy kalo agak telat sedikit."
Mau tak mau Leon menurutinya, sebab Stella membereskan beberapa kertas dan mengambil laptopnya.
Leon merenggangkan otot-ototnya tangan dan bahunya. Ia sedikit memijat bahunya sendiri. Sedari tadi lebih dari dua jam ia menunduk untuk menatap laptop. Lumayan pegel juga, batinnya meringis.
Setelah Stella duduk di kasur, Leon merebahkan tubuhnya dan menghadap Stella. Ia memeluk pinggang Stella.
"Tidur. Pokoknya harus tidur."
"Hm."
Leon memejamkan matanya, ia merasa ada yang mengurut pelan bahunya. "Malam, yang."
"Night. Mimpi indah." Diakhiri dengan Stella yang mengecup pelipis Leon.
Tbc.
Berikan tanggapan!👇
Aku mohon tolong, kalo semisal kalian nggak suka sama part ini/cerita ini, tolong komen dan kasih tau kekurangannya, biar aku tau alasan kalian nggak vote itu karena apa.
Mas Leon dan Mommy Stella kembali.
Mereka belum nikah aja udah kayak suami istri. Apa nggak jadi nikah aja?😃
[21/06/21]
#pagiii
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING [END]
Random"Auristela!" "Buatkan saya kopi!" "Siapkan keperluan saya!" "Elus-elus kepala saya!" "Temani saya tidur!" Bukan dunia SMA, melainkan dunia perkantoran. Dia suka seenaknya. Tapi diam-diam suka. Dia juga suka iri sama anaknya. Apalagi gengsinya yang s...