Selamat membaca kembaliiiii🥳
***
Pagi hari pertama Ara masuk sekolah, Umma mengikat rambutnya tergesa-gesa sambil berlari untuk membangunkan Ara yang belum terlihat keluar dari kamarnya.
Teringat saat hari pertama masuk sekolah SMP, Ara tidur kembali setelah shalat subuh yang menjadikannya telat berangkat ke sekolah.
Kala itu Baba membangunkan Ara lalu menggendong Ara ke kamar mandi, sementara Umma menyiapkan seragam untuknya. Sebetulnya Baba tidak ingin terlalu memanjakan Ara sehingga terbentuk kepribadian yang kurang tepat dalam diri Ara. Tetapi sebagai Ayah yang tak banyak waktu bertemu keluarganya, ia selalu saja berusaha memanfaatkan moment saat ia sedang libur bertugas dengan memberi perhatian yang intens untuk Umma dan Ara.
"Lunaaaa" teriak Umma sambil membuka pintu kamar Ara.
Terdengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi.
"Alhamdulillah, tenyata dia udah bangun" ucapnya lega.
Kemudian umma menyingkap tirai horden jendela kamar putrinya yang masih rapat, lalu merapihkan tempat tidur Ara.
"Allahu akhbar! Astaghfirullah Lunaa!" Umma terkejut setelah menyingkap selimut.
"Alhamdulillahiladzii ahyanaa ba'da maa amatanaa wa ilahi al-nusyur" Ara melafalkan do'a bangun tidur sambil mengucek mata.
"Ya ampun Umma kira itu ada suara air kamu lagi mandi, aduh berarti, aduhh banjir deh" ucap umma panik lalu berlari ke kamar mandi.
"Anjir, gue lupa matiin keran semalem" seru Ara yang masih linglung.
Satu jam kemudian, Ara keluar kamar terlihat rapih dengan seragamnya sambil menggendong tas, menenteng sepatu di tangannya. Sementara umma sudah sangat siap untuk berangkat ke sekolah tempatnya mengajar.
"Luna, Umma berangkat duluan ga apa-apa ya, kamu sarapan dulu" seru Umma.
"Ga apa ma, aku kan paham setiap hari senin emangnya begini. No breakfast together with Umma." jawab Ara lalu mencium tangan Umma, Umma tersenyum.
"Good luck ya mbaknya buat hari pertama sekolah di SMA". ucap umma lalu mencium kening Ara.
"Siap buu, hati-hati yaaa jangan ngebut-ngebut!" pesan Ara.
"Neng Luna, hayu sarapan heula" panggil bu Nilam.
"Muhun bu, abi kadieu" sahut Ara berlagak nyunda dengan logat betawi.
"Ihh kaditu atuh neng, kadieu mah kesini" ujar bu Nilam.
"ohh enya punten atuh bu abi salah nya" sahut Ara lalu tertawa.
***
"SMAN DIRGANTARA 01"
Pukul 07:45, Anna sudah tiba di sekolah. Ia berdiri di samping gerbang menunggu Ara yang masih dalam perjalanan menuju sekolah.
Beberpa menit kemudian, sebuah angkutan umum berwarna biru berhenti di depan gerbang sekolah, terlihat seorang siswi berambut hitam sebahu keluar dari angkot tersebut mengenakan seragam putih abu-abu, sepatu hitam, jam tangan hitam dan tas berwarna hitam dengan tergantung sebuah lonceng di bagian gendongan sebelah kanan tasnya. Ya Kara, itu lonceng milik Ara.
"Terimakasih ya bang" ucap Ara sambil memberikan uang ongkosnya.
"Lun, ehh Ara lama amat si lo" ucap Anna sambil menarik tangan Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
PESAN UNTUK RAYAN
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Ini kisah perjalanan seorang gadis SMA yang berusaha melupakan luka hatinya di masa lalu, Ara. Lengkapnya Lunara Thalia Al-Hanan. Seorang remaja yang memiliki paras cantik, berpostur badan tinggi dengan sedikit gaya tomboinya y...