Siapa nih yang masih setia baca PUR? 🥺
Thank you so much for you🥰
Sehat selalu ya....Happy Reading...
***
Sedari tadi, Althan terus mengikuti ojek online yang ditumpangi Ara sampai di sekolah. Ia masih berusaha mencari waktu yang cukup panjang agar bisa berbicara dengan Ara.
Pengemudi ojek online itu menghentikan laju motornya tepat di depan gerbang sekolah. Ara melepaskan helm yang dikenakannya, memberikan ongkos dan tak lupa mengucapkan terimakasih. Dengan cepat, Althan memarkirkan motornya agar ia bisa mencegat langkah Ara sebelum masuk kelas.
"Ra..."
"Apaan sih Tan? Udahlah, gue capek ah lo ngintilin gue mulu!" Keluh Ara tanpa menghentikan langkahnya. "Gue bakalan terus ikutin lo sampe lo maafin gue!" Kali ini Althan membentangkan kedua tangannya, menghalangi jalan Ara.
---
Muti dan Rayan cukup tercengang saat mengetahui kedatangan Angga dan Wiki.
"Kalian...." Ucap Wiki sambil melangkah kearah keduanya, diikuti dengan Angga
"Jangan salah paham" kata Rayan. Angga dan Wiki menatapnya sinis. "Ga mungkin nih, ga mungkin kalian ga ada apa-apa!" Tuduh Angga. "Wiki, Angga. Bener kata Rayan, kalian jangan mikir aneh-aneh dulu" desis Muti.
Suasana menjadi hening, mereka berempat terdiam beberapa saat. Hingga akhirnya Wiki berdecak kembali "ya, ya udah sih... Kalo ada apa-apa juga santai aja. Toh kalian masih sama-sama jomblo kan?"
Rayan dan Muti menatap Wiki dengan ekspresi terkejut. "Iya, sebenarnya ga apa-apa sih. Cuma.." Angga menimpali "ya, lo kan tau banget soal Ara Mut" ucapnya dengan nada kecewa.
Muti bangkit dari duduknya "Ngga, Wik. Kalian berdua itu salah paham. Aku sama Rayan ga ada apa-apa, kita cuma ngobrol biasa aja. Tolong jangan bicara aneh-aneh ke Ara yah" Muti memohon.
"Ngobrol biasa tapi kenapa pegangan tangan segala?" Batin Angga
Sekarang, Rayan yang bangkit dari duduknya. "Udahlah Mut, ga penting juga lo jelasin panjang lebar sama dua orang ini. Apapun dugaan lo berdua, gue ga perduli." Ujarnya lalu berjalan keluar kelas.
Pandangan Muti, Angga dan Wiki mengikuti langkah kepergian Rayan. "Ngga, Wik. Aku mohon ya, jangan cerita soal ini ke siapapun" pinta Muti. Wiki menghela nafas, Angga menggaruk-garuk lehernya yang tak gatal. "Aduh Mut, jangan pasang wajah sedih gitu dong. Gue ga tega nih" keluh Wiki. Lalu Angga mengusap-usap bahu Muti "tenang aja Mut, kita bakal tutup mulut kok. Lagian gue sama Wiki kan ga tau yang sebenernya, setiap orang kan punya urusan masing-masing. Tenang aja ya" Angga tersenyum, Muti ikut tersenyum, lega. "Makasih banyak ya Angga, Wiki".
Keduanya mengangguk sambil tersenyum.
***
"Ra, apa perlu gue teriak di tengah lapang biar lo maafin gue?" Althan semakin merengek. "Ck. Apaan si! Jangan gila dah. Udah ah minggir gue buru-buru". Seperti biasa, Althan lagi-lagi menahan langkah Ara. Ia menggenggam lengan Ara dengan kencang "Tunggu dulu"
Tiba-tiba Althan melepaskan tangannya dari lengan Ara "aduh... Kenapa harus ada Gita sih" batinnya saat melihat Gita. Menyaksikan ekspresi wajah Althan yang tiba-tiba berubah, Ara menoleh kebelakang. "Ah, pantesan" gumamnya pelan lalu mengalihkan pandangannya kembali. "Udah. Urus dulu tuh pacar lo" kata Ara lalu bergegas pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PESAN UNTUK RAYAN
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Ini kisah perjalanan seorang gadis SMA yang berusaha melupakan luka hatinya di masa lalu, Ara. Lengkapnya Lunara Thalia Al-Hanan. Seorang remaja yang memiliki paras cantik, berpostur badan tinggi dengan sedikit gaya tomboinya y...