#38 Wiki si Rese

18 5 0
                                    

Hay... Jangan lupa senyum hari ini☺️🙂
Yuk lanjut baca.. happy reading🥰

***

Rayan menatap Ara dengan heran "Kenapa?" Tanyanya datar. Ara menghela nafas kemudian berdecak "Lo sebenernya ada hubungan apa sama Muti?" Tanyanya yang membuat Rayan menatapnya lagi. "Kenapa diem? Jawab!" Ketus Ara.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Bibir Rayan masih membungkam, hingga akhirnya Ara berteriak "RAYAN JAWAB!!!"

Beberapa detik kemudian, Ara mengerajapkan kedua matanya. Semua mata menatapnya, termasuk Rayan yang tengah memandangnya heran. Sial, ternyata Ara cuma berhalusinasi. Ia tidak sedang berdiri di samping Rayan, ia masih duduk di kursinya.

"Dia kenapa sih? Sebut-sebut nama gue segala" desis Rayan

"Arhhhh... Ini gue cuma halu? Kenapa gini sih!!!" Batin Ara sambil menundukkan kepalanya

Anna menghampiri sahabatnya yang tengah bertingkah aneh itu "Ra, lo sakit?" Tanyanya sambil menyentuh dahi Ara. Spontan Ara mendongakkan kepalanya "eng, engga!". "Lo aneh lagian, si Rayan ga ngapa-ngapain Ra dari tadi dia duduk di situ, tuh..". Ara terdiam. "Wah.. Lo lagi halu-in si Rayan ya?"

"Kenapa sebut-sebut nama gue?"

Tiba-tiba Rayan menghampiri Ara. "Hah? Engga. Gue ga sebut nama lo" sahut Ara mengelak. "Gue ga budek. Yang lain juga pasti denger!"

"Lo pasti abis ngehayal nembak si Rayan kan?" Teriak Jimmi yang duduk di sudut kelas paling belakang. Semua menoleh kearahnya. "Tadi lo bilang "RAYAN JAWAB! RAYAN JAWAB!! Fix banget, lo menghayal" lalu Jimmi tertawa mengejek.

"Eh diem lo ya!" Teriak Anna yang tak terima sahabatnya diejek

Rayan mulai geram, ia menatap Jimmi dengan tatapan tajam "Lo cowok atau cewek? Bahkan mulut cewek aja ga sesampah ucapan lo!"

Kreettt ... Decetin geseran meja terdengar saat Jimmi bangkit dari duduknya. "Oh, sekarang lo belain Ara" Jimmi tertawa "baguslah. lo mulai jatuh cinta sama cewek yang pernah lo sebut PSK?" Ia tertawa menyeringai "Nelen ludah sendiri!"

Mendengar perkataan Jimmi tersebut, Rayan melangkahkan kakinya dengan tangan terkepal penuh emosi. "Mau lo apa? Hah?" Sentak sambil mencengkram kerah kemeja Jimmi.

Ara bergegas menyusul Rayan "Rayan, Jimmi udahlah ga usah ribut disini". Jimmi menepis kedua tangan Rayan, lalu ia mengusap-usap kerahnya yang baru saja dicengkram Rayan. "Gue males ladenin lo, ga penting!!" Ucap Jimmi lalu memulai langkahnya.

Jelas Rayan tidak akan membiarkannya pergi begitu saja, ia menahan langkah Jimmi. Namun, Ara terus berusaha menahan emosi Rayan yang terlihat ingin sekali menghajar Jimmi.

"Heh! Cepetan lo pergi sana. Cepet!" Sentak Anna sambil mendorong-dorong Jimmi, lalu Jimmi meninggalkan kelas.

Pandangan Rayan mengikuti langkah Jimmi
"Berani di mulut doang, padahal mental rusak!" Decak Rayan. "Ray udah, tahan emosi lo" kata Ara sambil mengelus-elus lengan Rayan.

PESAN UNTUK RAYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang