#6 Pepet Teruuuss

29 8 0
                                    

Sejauh ini aku masih menikmati saat melanjutkan tulisan ini..

Semoga kamu tidak bosan mengikuti cerita ini🤗

Silahkan dilanjutkan... Happy Reading ❤️

***

Ara mempercepat langkahnya berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Rayan yang berjalan di depannya. Saat tiba di depan pintu kelas, Ara menarik lengan Rayan seolah memaksanya berhenti. Hal itu jelas membuat Rayan merasa jengkel ingin memakinya. Namun, tiba-tiba Ara dengan santainya berjalan lebih dulu memasuki kelas.

Dengan penuh rasa tidak perduli, Rayan berjalan memasuki kelas tepat di belakang Ara. Seketika semua siswa di dalam kelas menatap keduanya dengan heran.

Kok mereka bisa barengan?

Rayan udah buka hatinya buat Ara?

Hampir semua teman sekelas mengetahui bahwa Ara menyukai Cowok Dingin itu sejak awal ia pindah ke kelasnya. Meskipun Rayan seringkali menolaknya, Ara tetap saja terus bertingkah konyol menggoda Rayan yang keras kepala bak tidak ada hati dalam dadanya.

"Oh, jadi sekarang berangkat ke sekolah bareng nih?" Ujar seorang siswa yang duduk di belakang kursi Rayan, lalu ditanggapi sorakan siswa lainnya.

Mendengar godaan temannya tadi, Ara melirik Anna sambil menjulurkan ujung lidahnya dengan wajah konyolnya. Sementara Rayan tetap cuek dan tak perduli candaan teman-temannya.

"Ada apa ribut-ribut?" Tanya Pak Darel saat tiba di kelas.

"Selamat pagi Paaakk" sapa Anna penuh semangat yang dibalas senyuman oleh guru idolanya itu.

Klenting..Ting.. Ting

Terdengar suara lonceng milik Ara yang tergantung di tasnya. Ara terlihat sibuk mengaduk-aduk isi tasnya, lalu Anna mengisyaratkan dengan gerak mata dan alisnya seolah berbisik, nyari apaan lo?

"Arrgh sial!" Keluhnya seraya mengangkat tangan kanannya. "Pak"

"Ada apa Lunara?"

"Boleh izin keluar sebentar, pulpen saya ketinggalan"

"Ketinggalan di?"

"Iii, iya di rumah pak. Sepertinya"

"Terus kamu mau pulang ke rumah?"

Ara menoleh kearah Anna.
"Ya engga pak. Saya izin keluar mau beli pulpen di koperasi"

Lalu Pak Darel mengangguk pelan seraya mempersilahkannya keluar.

---

"Ih anjir! Body-nya itu lho ga nahan Men.."
"Taruhan, taruhan lah pokoknya"
"Pasti dia mau sama gue lah!"
"Sikaaaaattttttttt"

Terlihat sekelompok siswa kelas dua belas sedang duduk santai sambil cekikikan saat menatap satu layar ponsel bersamaan. Ara berjalan melewati mereka dengan sikap bodo amat, tidak ada rasa takut ataupun malu dengan kakak-kakak kelasnya itu.

Lalu salah seorang siswa menatap Ara dengan tajam. Bukan karena rasa kagum melihat parasnya yang cantik dengan sedikit gaya tomboinya, bukan juga karena ia menyukainya, justru ia menatap Ara penuh dengan tanda tanya misterius.

Kemudian Althan mendapati Ara yang tengah berjalan cepat melewati sekelompok siswa kelas dua belas tersebut. Althan berjalan mengikuti Ara.

"Cewek aneh!"

Tiba-tiba Ara menghentikan langkahnya, ia berpikir seolah mengenali suara itu. Dan sialnya, kenapa ia spontan merasa terpanggil dengan sebutan 'Cewek Aneh' itu. Althan melangkah mendekati Ara lalu berdiri tepat di hadapannya.

PESAN UNTUK RAYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang