#32 Hurt

15 4 0
                                    

This is part is about last night in camping location.

Oke, mari kita bahas....

Happy Reading 😍

***

Finally, malam terakhir di tempat camping. Bisa di bilang ini malam puncak, serius tapi engga bikin tegang. Eh gimana dah maksudnya? Ya udahlah check it out!

Malam ini beberapa guru dan siswa maju ke depan untuk mengungkapkan isi hati beserta harapannya terhadap sekolah tercinta kedepannya. Lalu kepala sekolah diberi kesempatan untuk memberikan wejangan pada siswa-siswi kelas sebelas dan dua belas yang turut menghadiri acara tersebut.

Saat waktu menunjukkan pukul sembilan malam, mungkin itu adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa. Menyaksikan penampilan grup musik sekolah, it's time to party guys!!!

Suara petikan gitar yang diiringi dengan ketukan perkusi terdengar senada, ditambah lagi dengan suara merdu Kak Bintang, sang idola sekolah yang memiliki suara merdu yang khas saat bernyanyi.

Di tengah keramaian suara musik dan nyanyian, Ara mendapati Rayan yang tengah duduk di bawah pohon Cemara yang tak jauh dari tendanya. Ia mencuri-curi pandangan memperhatikan keadaan luka di kaki Rayan bekas gigitan ular kemarin sore.

"Samperin aja Ra" decak Muti yang memergoki Ara. "Eh, Mut" sahutnya cengar-cengir "takut ah!" Lanjutnya. "Why? Kok takut?". "Ya, takut Mak Lampirnya tiba-tiba muncul hihi" jawab Ara meringis. Muti tertawa "kak Putri maksudnya?"

Ara mengangguk cengengesan, karena ia baru saja mengatai kekasih Rayan. Beberapa detik kemudian, tiba-tiba Muti menarik tangan Ara dan membawanya kearah Rayan.

"Eh, eh Mut. Muttt ih" protes Ara

Rayan mengerutkan kening sambil menatap keduanya heran. Lalu Muti mendorong Ara seraya memaksanya duduk di sebelah Rayan.

"Ray, tersangka nih. Dari tadi perhatiin kamu terus dari sana tuh" pekik Muti sambil menunjuk kearah asal mereka. "Sialan lo Mut!". Kemudian Muti bergegas meninggalkan mereka berdua.

"Mut.. Mutii" panggilnya sambil menatap langkah sahabatnya itu. Buat apa juga Ara teriak-teriak memanggil Muti, toh dia emang udah ditinggalin. Ia menoleh kearah Rayan dengan perasaan gugup, berdeham pelan "gi, gimana kaki lo?" Tanyanya berusaha tenang.

Rayan mendengus "Udah baikan. Udah ga kerasa apa-apa malah" jawabnya

"Oh, syukurlah" sahut Ara. Lalu keduanya terdiam.

Beberapa detik kemudian, Rayan bersuara memecahkan kecanggungan "Terus?". Ara menoleh "Hah?" Dua pasang mata itu saling menatap pekat.

Ara meneguk sedikit ludahnya dengan penuh rasa gerogi "Jangan, jangan, jangan berdebar kenceng dong lo! Mati gue, kalo sampe detak jantung gue kedenger sampe ke kuping Rayan" Rutuknya dalam hati.

Rayan masih betah, sangat betah menatap dua bols mata yang baru ia sadarinya 'sangat indah'.  Tiba-tiba...

"Heh! Ngapain lo deketin cowok gue?" Bentak Putri sambil mendorong Ara

Rayan menghela nafas malas, tangannya ingin menahan tubuh Ara yang terdorong, tetapi tidak jadi. Ia mengalihkan pandangannya dari Putri.

PESAN UNTUK RAYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang