#17 Anna Emosi...

18 6 3
                                    

~Mulai detik ini aku mohon, jangan lagi muncul di hadapanku, jika perasaanmu tetap sama. Biasa-biasa saja~

Lunara Al-Hanan


Happy Reading Guys😍

***

A

lunan musik pop barat terdengar meramaikan kedai Farmira, menemani para pengunjung yang tengah menikmati kopi malam serta berbagai menu yang tersedia di atas meja.

Malam itu, Anna terlihat menemani Ara yang tengah merapihkan data keuangan kedai di layar monitor. Beberapa saat kemudian, Anna terkejut dengan kedatangan seseorang.

"Ra, Ra, Ra" ujar Anna dengan tergesa

"Hhmmm"

"Itu, itu tuh liat siapa yang dateng" Anna terlihat panik

"Apaan sih, palingan si Althan kan? Dia emang kadang suka main kesini, jemput gue juga kadang. Padahal gue udah kirim teks ke dia supaya dia engga jemput gue, karna ada lo disini" kata Ara yang masih melototi layar monitor

"Mau ngapain lo kesini?" Tanya Anna dengan ketus saat seorang laki-laki mendekati mereka.

Sontak Ara mengarahkan pandangannya ke depan, ia terkejut melihat Rayan yang tengah berdiri di depan meja kasir, tepat di depannya.

"Rayan" kata Ara dalam hati

"Lo tuh aneh ya, ngaku ga tertarik sama sahabat gue tapi seneng banget dateng ke tempat kerja dia. Dasar Mr. Ghosting lo!" Bentak Anna, lalu Ara mencubit lengannya pelan

"Aw, sakit ih"

"Gue mau ngomong bentar sama temen lo" ujar Rayan cuek

"Hah, apa? Ngomong seenak jidat lo aja ya, gue tuh.. hmmm" Ara membungkam mulut Anna saat sedang memaki Rayan

"Enn, lo jangan samain kaya di sekolah dong. Lo liat tuh orang-orang pada liatin kesini semua" bisik Ara pelan sambil tengok kanan-kiri, lalu melepaskan tangannya

"Ya udah, ngobrolnya di depan aja" kata Ara balas dengan nada cuek

"Eh Ra, serius?" Sahut Anna

"Udah ga apa-apa. Lo tunggu sini bentar ya"

Kemudian Ara melangkah keluar kedai diikuti oleha Rayan. Sebetulnya Ara sudah menebak apa maksud dan tujuan cowok dingin itu datang menemuinya.

Jelas untuk mengembalikan kotak obat miliknya itu. Pikir Ara.

Tepat di halaman depan kedai, Ara menghentikan langkahnya seraya mengatur nafasnya.

"Gue tau kok lo ke sini mau apa, mau balikin itu doang kan?" Seru Ara seraya melirik sesuatu yang sedang digenggam tangan Rayan

"Iya. Nih" sahutnya sambil menyerahkan kotak obat tersebut. Ara menerimanya.

"Udah kan itu aja?" Tanya Ara lalu bergegas melangkah

"Eh, Ra"

Ara menghentikan langkahnya kembali.

"Thanks ya" kata Rayan terdengar sedikit gerogi

Ara tidak menjawab apapun seraya melanjutkan langkahnya. Lalu berhenti kembali dan berbalik badan.

"Udah kan, sesuai tujuan lo yang lo bilang tadi siang. Kalo lo mau cepet-cepet balikin barang gue supaya lo ga ada urusan apa-apa lagi sama gue. Bagus, niat lo udah terlaksana."

Rayan terdiam menatap Ara. Sebenarnya dada Ara terasa sesak saat mengutarakan hal itu, ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlihat sedih sedikitpun.

Kenapa dia tau? Itu kan... Lah, dia denger obrolan gue sama Putri di depan kelas tadi? Pikir Rayan

"Harusnya gue yang bilang makasih, sampai sini urusan lo sama gue selesai!" Tegas Ara, lalu kembali berbalik badan.

Ara menghela nafas menahan rasa sesak itu, lalu perlahan melanjutkan langkahnya lagi.

Rayan masih terdiam kaku beberapa saat setelah mendengar ucapan Ara tadi, kemudian ia pergi meninggalkan kedai tersebut.

Bagus katanya? Iya, emang bagus. Semua selesai, gue harap setelah ini ga ada lagi drama-drama dia nolongin gue saat muka gue bonyok lagi. Ujar Rayan dalam hati.

Gue harap ini bener-bener yang terakhir kalinya gue berurusan lagi sama lo, supaya gue bisa cepet lupain semuanya, terutama harapan yang jauh dari kemungkinan itu. Kata Ara dalam hatinya.

**To be continued**


Hhh.... Lumayan bikin sesak nafas ya😌
Gimana perasaan mu kalau ada di posisi Ara? Coba komen yaaa..
for this part.
Thanks and see you in the next part 🖐️🖐️


Ditulis dengan 606 kata.

PESAN UNTUK RAYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang