Ini part-part yang makin mendebarkan, makin banyak teka-teki yang membuat Ara penasaran dan ingin memecahkannya.
Ikutin terus cerita PESAN UNTUK RAYAN, semoga kamu yang membacanya bisa terhibur yaaa😊☺️
Happy Reading...
***
Gerbang sekolah telah terbuka lebar, terlihat beberapa aktivitas di area sekolah. Ada pak Sarman yang selalu datang pagi-pagi buta untuk menyapu halaman sekolah, Mbak Yati yang sudah stand by menata piring-piring berisikan lauk-pauk di etalase kantin, serta Pak Darman yang masih sibuk menyisir rambut tipisnya di depan cermin yang terpajang di dinding ruang BK dan bersiap memberikan sanksi pada siswa yang datang terlambat.
Kegiatan itu masih belum berubah. Dua semester telah dilalui siswa-siswi SMAN Dirgantara 01. Itu artinya, Ara dan kawan-kawannya siap berpindah menduduki bangku kelas sebelas.
Tak terasa juga setahun sudah Ara berusaha menaklukkan hati si Cowok Dingin itu. Rayan yang begitu keras kepala layaknya batu karang, yang dinginnya melebihi luasnya es di Kutub Utara. Sampai saat ini, Ara belum menyerah.
Lihat saja rutinitas pagi harinya saat di kelas, tidak jauh dari memandangi punggung Rayan yang selalu saja membelakanginya.
"Hhh Enn, masa Rayan sedikitpun engga ada rasa apa gitu ke gue? Gue kan ga jelek-jelek amat kan ya?" Tanya Ara seraya menopang pipi dengan tangan kanannya sambil memandangi Rayan.
"Ra, lo emang ga kalah soal muka. Cumaa.. otak lo kali, yang rada bego!" Sahut Anna mengejek sahabatnya itu.
"Enak aja lo! Gue kan lumayan pinter!" Bantahnya
Anna menghela nafas, lalu berpikir sejenak.
"Ra, lo ga ada niat bikin planning atau semacam target gitu ga sih?
Ara terdiam, tidak mengerti maksud Anna.
"Gini maksud gue, ni mohon maaf nih ye. Lo kan hampir setahun gitu ya, selama 365 hari ngejar-ngejar si Batu Rayan itu. Nah, masalahnya sampe sekarang dia masih gitu-gitu aje. Ya mending lo buat target lah, misal kalo dalam waktu satu bulan di awal semester ini dia masih cuek gitu"
Ara menatap Anna seolah menyimak apa yang sedang dijelaskan sahabatnya itu.
"Ya, ya udah. Menurut gue lo nyerah aja, ngapain nyiksa diri sendiri"
Ara terdiam memikirkan saran yang Anna berikan. Lalu ia tertawa, lebih tepatnya sih cengengesan.
"Entar gue pikirin ya!"
Ara menghela nafas, lalu menempelkan kepalanya di atas meja.
Beberapa menit kemudian Pak Darel tiba di kelas. Bukan untuk mengajar, karena beliau bukan lagi wali kelas di kelasnya Ara. Kedatangan beliau untuk menginformasikan bahwasanya nilai hasil ujian di kelas sepuluh sudah terpampang di Mading depan ruang Kesiswaan.
Kemudian beberapa siswa berbondong-bondong menuju ruang Kesiswaan yang dipenuhi rasa penasaran. Anna mengajak Ara untuk ikut juga dengan teman-teman lainnya, tetapi Ara menolak. Akhirnya Anna pergi sendiri menyusul yang lain.
Kini hanya ada Ara dan Rayan di kelas. Seketika Rayan melirik ke samping kanannya, ya ada Ara. Beberapa dugaan sudah memenuhi benak Rayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PESAN UNTUK RAYAN
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA] Ini kisah perjalanan seorang gadis SMA yang berusaha melupakan luka hatinya di masa lalu, Ara. Lengkapnya Lunara Thalia Al-Hanan. Seorang remaja yang memiliki paras cantik, berpostur badan tinggi dengan sedikit gaya tomboinya y...