Hallo... Gimana kabar kamu hari ini?
Semangat lagi kali bacanya, biar akunya semangat juga 😫🤭Yuk ah, selamat membaca....
***
Setengah jam lagi bel pelajaran pertama dimulai. Muti menghela nafas sejenak saat tiba di depan kelas, ia masih kepikiran dengan pesan yang tadi pagi diterimanya. Kemudian ia melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kelas. "Apa iya, itu...". "Pagi Mutiiiiii" sapa Rindy, teman sebelah kursinya. Muti tersenyum lalu membalas sapaan Rindy.
"Muti, kok kaya ada yang beda ya?" Ucap salah seorang siswi, Muti dan Rindy menatap siswi tersebut. "Kamu agak... Gen-dut-an hehe" sambung siswi itu terlihat sedikit tidak enak dengan ucapannya. Hal itu membuat Muti terdiam, perlahan ia menyentuh perutnya. "Heh. Jangan body samming ah!" Kata Rindy membela Muti.
Tidak menghiraukan perdebatan Rindy dan salah satu teman sekelasnya, Muti melepaskan tasnya, menyimpannya di atas meja, lalu menduduki kursinya.
***
Rayan tiba di kelas, entah kenapa saat ini ia merasa bahagia saat melihat gadis over yang tidak disukainya sudah ada di kelas. Ara tengah duduk di kursinya dengan posisi tangan kanan yang menyanggah pipi kanannya, sambil menatap laki-laki yang terlihat sedang menatap kearahnya.
Laki-laki itu tidak langsung duduk di kursinya, ia berjalan melewati tempat duduknya. "Hah? Dia mau nyamperin gue?" Ara menundukkan pandangannya. Benar saja, Rayan berhenti tepat di samping mejanya. Beberapa siswa memperhatikan tingkah Rayan, jelas mereka penasaran dengan apa yang akan dilakukan laki-laki batu itu.
Ara menengadahkan kepalanya, menatap laki-laki yang tengah berdiri di hadapannya. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Rayan, lalu ia perlahan merogoh saku celananya dan mengambil sesuatu dari dalam saku.
"RA"
Ara dan Rayan menoleh bersamaan kearah sumber suara yang baru saja memanggil Ara, Althan. Seketika Rayan mengeluarkan tangannya kembali dari dalam saku, ia tidak mengeluarkan benda apapun.
Althan berjalan mendekati Ara, sambil menatap Rayan dengan perasaan curiga. "Apaan?" Tanya Ara. "ngapain lo?" Tanya Althan pada Rayan
Rayan tidak menjawab pertanyaan Althan, ia melangkah pergi ke tempat duduknya. Sikapnya itu membuat Althan kesal, namun Ara mencoba menahan kekesalan Althan. Laki-laki itu menarik kursi kosong dari sebelah tempat duduk Ara lalu mendudukinya.
"Si Anna kemana?" Althan tengok kanan-kiri mencari keberadaan Anna. "Ga tau tadi keluar sama Gery". "Ya udah, kita dulu aja yang bahas". Ara mengerutkan kening. "Minggu depan kan Muti ulang tahun, ayok kita rancang buat kasih surprise ke Muti" ujar Althan yang ditanggapi Ara penuh semangat.
---
Setelah mendengar ucapan salah satu teman kelasnya tadi, Muti melamunkan dan memikirkan ucapan temannya itu. Ia semakin khawatir dan merasa takut semua orang akan mengetahui kehamilannya, terlebih lagi setelah temannya menyadari perubahan tubuhnya saat ini.
"Apa yang harus aku lakuin? Cepat atau lambat pasti orang-orang akan tau. Aku harus gimana?" Bola mata Muti mulai berkaca-kaca.
---
"Wah gila lo, parah si. Kalo si Arsen masih di sini, bisa mati lo di tangan dia Son"
KAMU SEDANG MEMBACA
PESAN UNTUK RAYAN
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM BACA] Ini kisah perjalanan seorang gadis SMA yang berusaha melupakan luka hatinya di masa lalu, Ara. Lengkapnya Lunara Thalia Al-Hanan. Seorang remaja yang memiliki paras cantik, berpostur badan tinggi dengan sedikit gaya tomboinya y...