Halo semua...
Sebelum baca atau sesudah baca boleh vote part ini yaaa😍Happy Reading...
***
"Ray, ngapain bengong?" Tegur Gavin sambil menjentrikan jari jempol dan telunjuknya di depan mata Rayan
"Ck. Engga, udah lanjut jalan" sahut Rayan lalu melanjutkan langkahnya
---
Keduanya menoleh kebelakang bersamaan saat mendengar seseorang menanggapi ucapan Ara.
"Dijebak apa? Kok diem kalian" ucap Wiki yang tengah berdiri di belakang Ara dan Muti. "Iya, lagi pada ngomongin apaan sih? Serius amat sampe di tempat sepi kaya gini?" Ada Anna juga di samping Wiki
"Eh, Wiki Anna" kata Ara sambil sedikit melirik Muti. "Lho kok? Lho kok?" Sambung Ara sambil menatap Wiki dan Anna dengan wajah anehnya. "Apaan lo? Liatin gue kaya gitu?"."udah mulai buka hati nih buat Wiki?" Goda Ara yang dibalas pelototan oleh Anna. "Ih, apaan si Ra. Jangan ngalihin pertanyaan gue deh, kalian abis ngobrolin apa?" Anna makin penasaran, lalu ia menoleh kearah Wiki "ini lagi, cengengesan ga jelas!"
"Iya iya maaf babe... Iya, lo berdua ngapain di bawah pohon gini?" Wiki menatap ke atas pohon "hati-hati nanti kesambet penghuninya lho! Hiihh.." ucapnya bergidik ngeri
Pugh...
Ara menepuk lengan Wiki "kan elo penghuninya!". "Lah, kok gue?". "Ya lagian lo tiba-tiba muncul di belakang gue sama Muti". Anna menjewer telinga Ara "ih, berarti maksud lo gue juga sama kaya Wiki?" Ara, Muti dan Wiki tertawa bersama. "Jadi kalian ngobrolin apaan? Kok sampe ngobrol di sini?" Desak Anna. "Iya, kasian nih my babe Anna dari tadi nyariin kalian sendirian. Untung ada gue!" Ucap Wiki, lalu tersenyum menatap Anna.
Seketika Muti terdiam, sementara Ara tengah memikirkan alasan apa yang akan ia berikan agar Anna dan Wiki percaya.
"Hello.... Gue nanya kenapa lo berdua malah bengong?". "Ck. Berisik lo Enn! Budek nih kuping gue!" Keluh Ara lalu meniup kepalan jemari kanan dan menempelkannya ke telinga. "Itu, gue tadi lagi cerita aja sama Muti. Jadi pas gue jagain Muti di rumah sakit, si Althan sering jailin gue. Sampe-sampe dia pernah jebak gue pas di toilet ruang rawat Muti" jelas Ara beralasan dan berharap Anna dan Wiki percaya.
Mereka berempat diam sejenak, Ara yang terus merapalkan doa dalam hatinya agar Anna tidak curiga.
"Oh... Kirain pada ada misi apa gitu" seru Wiki. Aman, Wiki percaya saja. "Eh,.. bentar, bentar" ucap Anna seraya menepuk-nepuk bahu Wiki. "Kalo cuma ngobrolin itu kenapa di tempat sepi kaya gini? Lo berdua ga lagi punya rahasia kan?" Anna curiga.
"Yaelah.. nih anaknya Bu Maria beneran kepo sampe ke akar-akar dah!"
"Ya, emang apa salahnya Enn kita ngobrol disini? Adem banget tuh, tuh.. udaranya" Ara memejamkan mata sambil menghirup udara sekitar. "Lagian nih ya, tadi gue sendirian di kelas. Lo ke kantin, terus pas keluar kelas gue ketemu Muti. Ya udah kita jalan-jalan di koridor sekolah, sampe akhirnya kita duduk di sini. Anna mengangguk-anggukan kepala "Oh.. I see. Tapi, awas aja kalo kalian berdua nutupin sesuatu!" Tegasnya. Dengan cepat, Ara merangkul Anna "dahlah, bentar lagi bel masuk bunyi. Mut, bareng Wiki ke kelas ya. Gue sama Anna duluan".
"Eh, bye Muttttt" teriak Anna yang tengah di rangkul paksa Ara. "Bye my babe...." Balas Wiki dilanjut dengan ala kiss bye-nya "Yuk Mut, let's go" Muti mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
PESAN UNTUK RAYAN
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Ini kisah perjalanan seorang gadis SMA yang berusaha melupakan luka hatinya di masa lalu, Ara. Lengkapnya Lunara Thalia Al-Hanan. Seorang remaja yang memiliki paras cantik, berpostur badan tinggi dengan sedikit gaya tomboinya y...