#42 Teman Kecil

11 6 0
                                    

Setelah baca part ini boleh di vote dan tinggalkan komentar ya... Oke?☺️

Happy Reading...

***

Beberapa menit kedatangan Althan di rumah neneknya, lalu disusul dengan kedua sahabat super receh nya itu, Angga dan Wiki. Ya, itu memang rencana yang sudah diatur Althan. Alasannya sih, dia kangen karena sudah lama tidak kumpul berenam. Padahal, tujuan utamanya adalah mencari kesempatan ngobrol sama Ara yang terlihat masih marah padanya.

Althan menoel-noel lengan kiri Ara. Ara melirik "apa si?". "Yah, jangan gitu napa mukanya" keluh Althan lalu memanyunkan bibirnya.

Saat Althan masih terus berusaha merayu Ara agar memaafkannya, Muti yang sedang hamil muda mulai berhasrat ingin ini itu. Ia tengah membuka laman instagramnya, dengan kedua bola mata yang terbelalak lebar, ia bergumam pelan "ya ampun. Kayanya enak banget". Saat itu hanya Wiki yang mendengar ucapan Muti yang pelan. Ia sedikit mengintip layar handphone Muti. "Yailah Mut, ketimbang liat tempe mendoan aja kaya liat pizza berlapis-lapis daging ama mozarella" kata Wiki.

Semua menatap kearahnya. Ara, satu-satunya orang yang mengetahui kehamilan Muti, tentu jiwa kepeka-annya langsung bereaksi.

"Lah. Jangan-jangan Muti ngindam nih. Aduh, gue harus apa? Masa iya gue biarin aja?" Dalam hati Ara.

"Muti lagi pengen tempe mendoan Mut?" Tanya Althan, Muti tersenyum meringis. "Eh, Mut. Lo beneran pengen? Gue beliin sekarang ya." Kata Ara yang langsung bangkit berdiri.

Semua malah kebingungan lihat tingkah Ara yang buru-buru ingin menuruti keinginan Muti. Ara melirik teman-temannya satu persatu "ngapa? Woi! Kok pada liatin gue kaya gitu?" Ara menatap Muti saat ini, lalu meringis kecil "soalnya gue, pengen juga. Sama kaya Muti hehe"

Tiba-tiba Althan ikut berdiri "ya udah. Yang lain tunggu sini, biar gue sama Ara yang cari mendoan-nya ya". "Dih. Ogah ah, gue sama Angga atau Wiki aja" protes Ara "Ayok. Siapa yang mau temenin gue?". "Yuk Ra..." Sahut Angga, Wiki mencubit pinggulnya pelan. "Ra, sama Althan aja. Soalnya... Ini, gue sama Angga mau tarung game online. Iya, gitu!" Kata Wiki beralasan.

"Udah, cepetan!!" Dengan cepat, Althan menarik tangan Ara. Akhirnya, mereka berdua pergi keluar.

***

"Vin, gue harus ngapain lagi supaya bajingan-bajingan itu ga maksa gue lagi?"

Gavin terdiam memikirkan pertanyaan yang dilontarkan Rayan itu. Rayan bangkit dari duduknya, memegang pagar balkon rumahnya lalu menatap langit yang mulai menggelap.

"Ray, jujur buat saat ini gue ga kepikiran apapun buat kasih saran dari pertanyaan lo itu. Karena gue rasa, Martin dan yang lain masih belom mau nyerah buat bikin lo masuk ke geng lagi"

"Aaarrgghhhhh..." Teriak Rayan dibarengi dengan pukulan kepalan tangannya ke tembok.

***

"Cari kemana ya Tan?". "Coba kita cari sekitaran taman kota ya". "Hah? Jauh dong? Emang deket-deket sini ga ada napa?" Keluh Ara yang justru membuat Althan cengengesan.

"Dih. Ngapain nih orang ketawa-ketawa!!". "Heh" Ara memukul helm yang dikenakan Althan "ngapain lo cengengesan ga jelas?". "Ya gue sengaja aja, cari mendoan-nya di taman kota, biar bisa menikmati keindahan suasana langit sore berdua sama lo"

PESAN UNTUK RAYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang