GEORGE DAVIDTO

1.8K 173 23
                                    

Cie yang puasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cie yang puasa.. Jangan lupa vote dan komen di setiap paragraf^^

****


****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ini adalah hari pertama para murid SMA Cendrawasih masuk sekolah lagi setelah libur panjang dari semester satu ke semester dua. Semuanya kembali normal, tidak ada lagi yang pagi-pagi masih berbaring di kasur sampai siang hari baru mandi, tidak ada lagi yang bangun siang. semuanya harus bangun pagi-pagi dan pergi ke sekolah. Berbeda dengan Ana. Gadis itu baru saja bangun di pukul tujuh kurang, Ana yang statusnya anak bungsu dari keluarga terpandang selalu saja tidak disiplin, padahal ayahnya yang sering dia panggil 'papih' adalah seorang TNI angkatan darat.

"punya pembantu gak ada gunanya banget sih!" Bukan Ana kalau pagi-pagi tak marah-marah seperti seorang ibu yang cerewet melihat anaknya bermalasan. Ana melangkah turun dari atas sambil misuh-misuh membawa tasnya. "Udah tau jam segini!"

Bi Sutah segera berlari kecil sambil membawa segelas susu hangat kepada anak majikannya. "Maaf non.. ini susunya di minum dulu."

Ana meminum sedikit susunya lalu berjalan ke depan rumahnya memanggil salah satu supir pribadinya. Biasanya Ana pergi dan pulang mengendarai mobilnya sendiri. Tapi sekarang mobilnya sedang masuk bengkel karena tertabrak pagar rumah kosong saat dia sedang mabuk beberapa hari silam.

Ana meminta kepada mang Jaka, supir pribadinya untuk berhenti di samping sekolahnya. Tentu saja Ana punya cara sendiri agar selamat dari guru-guru razia di depan gerbang. Setelah keluar dari mobilnya, Ana mengendap-endap menundukkan tubuhnya agar tak terlihat oleh guru piket. Cewek itu tahu kalau guru piket ada di depan gerbang dan gerbang belakang, tak ada yang di samping sekolah. "bodoh emang." Ana tersenyum miring bersiap untuk memanjat tembok samping sekolahnya. Sekolahnya sangat besar, jadi tak mungkin guru yang ada di depan dan belakang gerbang bisa melihat ke samping sekolah.

Bruk!

Ana meringis kesakitan saat jatuh kebawah setelah berloncat dari atas tembok sekolahnya. "Ssshh.."

ANAPHALIS (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang