CEWEK GILA

670 69 16
                                    


Okei, mari mempersingkat aja ya:)

****


BRAK!

Devon menendang pintu kelas XI IPA 4 dengan tiba-tiba, membuat seisi kelas terkejut dan mendadak hening saat melihat Devon muncul di ambang pintu.

"Devon?!" Pak Rion membentak Devon dengan mata melotot.

Cowok itu tidak peduli dengan kemarahan sang guru kimia, dia berjalan menuju meja Liora yang sudah memerah wajahnya.

Devon menatap Liora dengan tatapan menyeramkan, lalu meraih tangan Liora dengan tiba-tiba. Menggenggam dengan sangat erat, sampai Liora meringis kesakitan. "D- Devon.. Ss- sakit.."

"Ikut gue!"

"T- tap—"

"IKUT GUE!!" Devon menarik Liora paksa, membuat cewek itu berdiri dan menuruti apa kemauan Devon.

Semua mata menatapnya, di depan kelas sudah ada Pak Rion yang menatap Devon geram. "Devon! Devon, mau kemana kamu?!"

Devon yang sudah hampir sampai di ambang pintu, jadi menoleh. "Bapak diem dulu bisa gak?!" Sentaknya, membuat Pak Rion marah bukan main. Tapi Devon langsung berjalan menarik Liora yang masih meringis.

"Devon! Devon lepas, sakit.."

Devon masih menggenggam dengan sangat kuat, semua amarahnya dia keluarkan. Cowok itu tidak mendengarkan Liora, dia terus berjalan.

"Sebenarnya ada apa,sih? Devon lepas.." Liora memberontak.

Devon melepaskan tangan Liora dengan kasar, membuat Liora tertegun sambil memegang pergelangan tangannya. Devon menatap Liora dengan rahang mengeras. "Sakitan mana sama rasa sakit Ana?"

Liora diam membungkam.

"gue nanya, SAKITAN MANA SAMA RASA SAKIT ANA ANJING?!"

Liora mendadak memejamkan matanya mendengar teriakan Devon. Devon menatap Liora sinis, meraih lagi tangan Liora. "Ikut gue!"

"Mau kemana?!"

"Ruang BK!!"

Liora menangis, menggeleng. "Bukan gue.. Itu bukan gue.."

"Ikut gue!"

****

Vina berlari menuju ruang UGD. Sudah ada Pak Anhar dan Geo yang duduk di bangku depan ruang UGD.

"Bapak, saya kakaknya Ana." Ucap Vina, membuat Pak Anhar dan Geo langsung berdiri dari duduknya.

"Sebenarnya kenapa?" Tanyanya mulai panik. "Ana kenapa pak?" Dia takut semua itu terjadi begitu cepat.

Pak Anhar menatap Vina prihatin. "Ana di bully oleh temannya.."

Vina melebarkan matanya, menutup bibirnya tersentak. "Siapa?.. Siapa yang lakuin itu?!" Vina menoleh kepada Geo. "Siapa, dek? Cepet kasih tauu!!"

Geo menunduk, melipat bibirnya.

****

3 hari kemudian..

Ana masuk ke area sekolah dengan wajah cerah. Ana tidak ada trauma atau apapun, dia hanya harus istirahat agar luka-luka memarnya sembuh.

ANAPHALIS (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang