AKSI AWAL LIORA

656 79 18
                                    

Hai!! Ketemu lagi<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!! Ketemu lagi<3

Siap ramein gak?? Jangan lupa vote, komen di setiap paragraf nya, dan bila perlu share ke teman-teman kalian:D

Happy Reading!!

(Fotonya dah gada:')) )

****

"Lepas!"

Geo melepaskan genggamannya santai saat sudah tiba di keran air belakang sekolah. Ana memicingkan matanya sinis, "mau apa sih ke sini?!" Ketusnya dengan tangan bersedekap, tak tertarik.

Geo menyalakan keran, lalu menoleh menatap dingin Ana dengan satu alis terangkat. "Bersihin rambut gue." Titahnya.

Ana terngaga lalu mengatupkan bibir sambil memalingkan wajahnya ketus.

"Bersihin SE-KA-RA-NG!" Sentak Geo penuh penekaan dengan nada tinggi. Ana memandang cowok di hadapannya tak habis pikir. Cewek berambut bergelombang itu terkekeh sumbang, menyeleneh.

"Apa? Bersihin? Gak salah denger gue?" Balasnya sambil terkekeh meremehkan.

Geo mencengram tangan Ana kuat, sampai-sampai cewek tersebut tersentak dengan kedua alis menyatu. "Gila ya lo? Gue bilang gak mau, ya gak mau!"

"Lo harus tanggung jawab cewek angkuh! Lo gak bisa hidup seenak jidat lo, jadi bersihin sebelum rambut gue keras gara-gara soda murahan lo!"

Dengan bibir terbuka sedikit, Ana terkekeh tak habis pikir. "Heh, tadi lo bilang apa? Gak bisa hidup seenak jidat?" Ucapnya. "Helloo!! Yang duluan minum soda gue seenaknya tanpa izin siapa mon maap? Enak aja gue suruh tanggung jawab, ya kali. yang ada lo yang tanggung jawab. Ganti rugi soda gue yang udah ke sentuh sama bibir najis lo!"

Geo sempat membungkam, tapi dia tak mau kalah dari Ana. "Pokoknya gue gak mau tau, lo harus bersihin rambut gue. CEPET!"

Ana mendelik tak peduli. Dengan tangan yang bersedekap, Ana mendekatkan wajahnya ke arah Geo. "O-GAH!" Ana mengibaskan rambutnya sampai terkena wajah Geo yang geram. Geo sempat terpana karena aroma rambut Ana wangi Lafiender. Sangat harum. Tapi dia tak boleh terpesona dengan wanita setengah dakjal ini, yakali.

Geo menahan tangan Ana dan menariknya sampai tubuhnya terhuyung ke belakang merapat dengan dada Geo. Ana tertegun dengan mata membulat.

"Bersihin Anaphalis, atau lo dapet akibatnya." Ancam Geo santai.

Ana melepaskan tangan Geo dari cengkramannya dengan kasar, lalu menoleh menatap tajam Geo. "Gue gak takut!" Ana berjalan meninggalkan Geo sendiri yang menatap punggung Ana dengan mata tajam.

ANAPHALIS (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang