#5 : "Kontrak Pernikahan"

7.1K 774 11
                                    

Melalui sekretaris Vero, Aisha mengatur pertemuannya dengan calon suaminya itu di salah satu restoran ala Jepang. Seperti yang mereka janjikan di pertemuan terakhir, mereka akan membahas hal-hal tentang kontrak pernikahan mereka berdua setelah Aisha pulang dari Swiss.

Pernikahan kontrak tentu saja tidak bisa seperti pernikahan pada umumnya yang akan berlangsung selamanya. Pernikahan kontrak akan berakhir pada waktu yang ditentukan, jadi tentu saja ada beberapa hal yang harus dibahas sebelum pernikahan dilangsungkan. Hal itu dilakukan agar mereka berdua tidak melanggar batas dan tidak merugikan satu sama lain selama pernikahan singkat ini.

Sore itu, Aisha tiba lebih dulu di restoran Jepang yang ia maksud, ia segera menempati salah satu meja kosong dan memainkan ponselnya sambil menunggu Vero datang.

Selang setengah jam kemudian, barulah Vero akhirnya tiba. Aisha mengangkat wajah ketika pintu kaca restoran itu di dorong--ia memang telah melihat setiap orang yang mendorong pintu kaca itu sampai Vero datang. Dan seketika Aisha mendesah kesal.

Entah bagaimana Aisha memiliki pemikiran bahwa jika ia membawa Vero ke restoran biasa, maka akan membuat pria itu memiliki aura seperti pegawai kantoran biasa pula. Pertemuan pertamanya dengan Vero meninggalkan kesan dingin yang membekas di ingatan Aisha hingga sekarang, jadi ia ingin mengubah suasana agar Vero tidak terlihat terlalu berwibawa dan membuatnya terintimidasi ketika mereka harus berbicara berdua.

Namun sayangnya, aura dingin dan terhormat milik pria itu terlalu luar biasa untuk bisa diabaikan. Bahkan di restoran kelas menengah ini saja, ia terlihat seperti bos pemilik restoran yang sedang datang untuk melakukan inspeksi pada karyawannya, alih-alih pria biasa yang hanya menjadi pengunjung. Ia terlihat sangat aneh ketika harus duduk di kursi biasa dengan kharisma seluar biasa itu. Seakan ia harusnya berada di restoran mahal dengan makanan mewah dan musik klasik yang mengiringi makan siangnya.

"Belum mesan?" tanya Vero sambil lalu.

"Ha? Eh, belum," jawab Aisha, sekali lagi menemukan dirinya gugup di hadapan Vero.

Mendengar itu, Vero segera melambai pada seorang pelayan yang tengah berdiri di ujung ruangan. Aisha melirik ke arah pelayan itu juga, dan segera menyadari bahwa pelayan itu membenarkan rambut dan berkaca terlebih dahulu sebelum melangkah menuju mejanya. Aisha memutar mata, ia tahu Vero memang sangat tampan, tapi tidakkah pelayan itu bisa melihat bahwa Vero sedang bersama seorang gadis? Tidak ada gunanya menarik perhatian seorang laki-laki yang membawa seorang gadis makan bersamanya.

"Sebelumnya aku mau tanya, apa kamu yang bayarin makan siang hari ini?" tanya Aisha pada Vero sebelum sang pelayan sampai ke mejanya.

"Iya" jawab Vero singkat.

Aisha tersenyum dan mengangguk senang. Tepat pada waktunya, pelayan itu akhirnya sampai di meja Aisha dan Vero. Pelayan itu meletakkan buku menu di atas meja dan berdiri lebih condong ke arah Vero. Aisha menggelengkan kepalanya lalu menenggelamkan perhatian pada menu yang sedang ia genggam.

"Saya pesan satu set sashimi dan satu matcha," kata Vero setelah membuka sebentar menunya lalu mengembalikan menu itu pada sang pelayan.

"Akuu pesan satu paket sushi mix. Terus minumnya ocha."

Pelayan itu mengangguk seraya mencatat pesanan yang mereka sebutkan, lalu menatap catatannya sebentar dan kemudian berkata, "Baik saya ulang pesanannya ya. Satu sashimi set, satu matcha, satu sushi mix set dan ocha."

"Benar" Vero menanggapi.

Pelayan itu mengangguk lalu menarik semua menu dari atas meja kemudian melangkah pergi.

Setelah pelayan itu pergi, Vero mengeluarkan sebuah kertas dari tasnya lalu membagi kertas itu selembar untuk Aisha dan selembar lainnya untuk dirinya sendiri. Ia tidak berkata apapun selain membagi kertas itu. Baginya, apa yang ada di kertas itu sudah cukup untuk menjelaskan segalanya pada gadis di depannya.

Just For One Year [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang