Aisha tersenyum menatap foto keluarga yang kini menghias ruang tengah di rumahnya. Itu adalah foto yang baru saja dikirim studio foto tempat mereka melakukan pemotretan kemarin. Foto itu menunjukkan Aisha dan Vero yang tersenyum menatap ke arah Rio yang tengah tertawa. Dari enam buah foto berukuran besar yang dikirim kemarin, ini adalah favoritnya. Karena hanya di foto ini ia bisa melihat kebahagiaan mereka yang nyata. Kebahagiaan yang selalu Aisha impikan.
"Kamu udah siap?"
Aisha berputar dan segera tersenyum mendapati Vero yang baru saja turun dari tangga. Pria itu tampak tampan dalam balutan jas yang rapi. Aisha tidak pernah bisa berhenti terpesona setiap kali melihat Vero dengan setelan lengkap seperti ini.
"Udah," balas Aisha sambil tersenyum.
"Mana Luna? Dia belum datang?" tanya Vero lagi.
"Belum, katanya dia baru selesai pemotretan tadi, sekarang lagi di jalan."
Vero menghela napas kesal, "Baru di jalan?"
"Iya"
"Dia masih niat gak sih mau kesini?" gerutu Vero.
"Udah santai aja, dia pasti kesini kok!" Aisha menenangkan.
"Ya udah, aku mau ke depan dulu. Aku tunggu di ruang tamu ya?"
"Iya"
Malam ini Aisha dan Vero akan menghadiri pernikahan salah satu sepupu Vero. Tentu saja pada awalnya Vero menentang ide ini karena ia tidak mau Aisha kelelahan, tapi seperti biasa juga, Aisha selalu berhasil membujuk Vero dengan rayuannya. Bagaimanapun, bagi Aisha ini adalah acara pertamanya bersama keluarga besar Vero, bagaimana mungkin ia mau melewatkannya? Untungnya, Vero masih tidak berdaya terhadapnya. Jadilah pria itu dengan terpaksa--dan penuh peringatan--setuju pergi ke acara tersebut.
Tiga puluh menit kemudian, Luna akhirnya tiba di depan rumah mereka. Wajahnya masih dipenuhi make up tebal dan seluruh pakaiannya tampak rapi, seakan ia lah yang akan pergi ke pesta alih-alih hanya menjaga Rio di rumah.
"Sorry, sorry aku telat," Luna berjalan dengan panik ke depan pintu.
"Gak apa-apa kok," Aisha menyahut cepat, mencegah agar Vero tidak melampiaskan kemarahannya pada Luna detik itu juga.
"Rio mana?" Luna melongok ke dalam rumah.
"Di kamarnya, tadi sih lagi nonton tv," jawab Aisha.
Luna mengangguk.
Aisha lalu menambahkan, "Semua barangnya Rio ada di kamarnya, dia tahu kok semua letak barangnya, susunya Rio ada di dapur, terus makanan ada di kulkas sama laci, kalau kamu mau nginep kamu bisa pake kamar di seberang kamar Rio, kalau ada apa-apa kamu telepon aja aku."
"Okay noted!" seru Luna, tampak tak tahan lama-lama berdiri di depan pintu seperti itu.
"Kalau gitu kami pergi dulu ya!" pamit Aisha.
"Have fun!"
Setelah itu, mereka bertukar posisi. Aisha dan Vero berjalan menuju garasi sedangkan Luna masuk ke dalam rumah. Malam ini, dia akan menemani Rio sementara Aisha dan Vero pergi ke pesta.
*
Pesta pernikahan itu diadakan di ballroom sebuah hotel ternama. Tidak mengejutkan bagi Aisha melihat betapa mewahnya pernikahan itu. Semenjak menikah dengan Vero, ia sudah puluhan kali berada di pernikahan luar biasa mewah milik berbagai pengusaha kenalan Vero, kesemuanya memang selalu menampilkan kemewahan dengan berbagai macam cara di pernikahan mereka. Ini hanya salah satunya saja.
Melewati tamu-tamu yang tampak sibuk kesana kemari, Aisha mengikuti langkah Vero berjalan ke salah satu tempat duduk di belakang. Mereka berjalan menuju kursi yang sudah berlabel nama mereka, tepat di samping pasangan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just For One Year [END]
RomantikAlvero Keshav tahu dia tidak mencintai Aisha, gadis yang dijodohkan ibunya padanya. Ia hanya menikahi gadis itu karena ayahnya menjajikan posisi CEO jika ia menikahinya. Namun, Alvero Keshav tak pernah tahu bahwa dalam satu tahun pernikahannya, ia a...