#19 : "Kontrak Itupun Berakhir"

9.6K 782 18
                                    

Aisha duduk dengan gugup di ujung tempat tidur. Saat ini, Vero dengan santainya mandi di kamar mandi meninggalkan Aisha dengan kecanggungannya sendirian. Jutaan pikiran berkelebat di benak Aisha. Ia tak pernah seranjang dengan laki-laki manapun. Bahkan di malam pertamanya saja, ia menghabiskann sepanjang malam dengan tidur sendirian. Baru kali ini ia harus berbagi tempat tidur dengan seorang laki-laki. Apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia memakai pakaian yang tertutup atau terbuka? Haruskah ia menyiapkan diri untuk ... Aisha menggelengkan kepala, pasti 'itu' tidak akan terjadi malam ini.

Tapi bagaimana jika terjadi?

Tidak itu tidak mungkin. Aisha tahu Vero pasti akan menahan diri karena mereka belum sedekat itu. Namun, bagaimana ia harus bersikap malam ini? Haruskah ia bersikap biasa saja karena ini sudah sewajarnya? Atau haruskah ia langsung tidur sekarang agar tidak perlu gugup ketika bersitatap dengan Vero?

Selagi Aisha sedang sibuk dengan pikirannya, mendadak saja pintu kamar mandi terbuka dan suara berat milik Vero segera terdengar, "Kamu mau mandi sekarang?" tanya Vero.

Aisha menoleh ke arah Vero dan segera memalingkan wajahnya lagi dengan gugup. Saat ini pria itu memakai handuk yang hanya menutupi bagian pinggang ke bawah. Tubuh bagian atasnya yang bidang dan seksi dengan tetesan air yang belum kering mengalir di sekitar ototnya yang terbentuk, terlihat dengan sangat jelas karena ia tak menutupinya sama sekali. Pria itu dengan santai berjalan sambil menyapu handuk lain ke rambutnya yang basah dan Aisha merasa jantungnya bisa saja melompat keluar karena pemandangan itu.

Ini aneh, pikir Aisha. Ia sering kali memuja laki-laki bertelanjang dada di layar kaca. Ia merasa tergoda hanya dengan melihat dada bidang dan otot seksi mereka sambil bertanya-tanya bagaimana rasanya memiliki suami dengan tubuh seperti itu. Tapi ketika ada satu yang nyata di depannya, ia malah terlalu gugup untuk bisa melihat hal itu.

"Aisha?" Vero bertanya lagi, Aisha bisa melihat langkah pria itu bersiap mendekat ke arahnya.

"I-iya aku mau mandi duluan!" Aisha menyahut seraya bergegas bangkit. Ia bisa gila jika terus-terusan berada di situasi secanggung ini.

Vero melirik ke arah Aisha dan kemudian mengernyit ketika melihat gadis itu malah berjalan ke arah pintu keluar alih-alih kamar mandi.

"Aisha kamar mandinya di sana," Vero menunjuk ke arah pintu kamar mandi.

"Aku ... aku mau ambil baju dulu," Aisha menjawab tanpa berbalik.

"Baju kamu semuanya udah aku pindahin ke lemari, lupa?"

Akhirnya Aisha berbalik lagi dan berjalan ke arah salah satu lemari besar yang ada di kamar itu. Benar saja, seluruh pakaiannya ada di sana. Pakaiannya dan pakaian Vero bergabung dalam satu lemari dengan hanya berbatasan oleh dinding pembatas. Aisha meraih satu pakaian tidur dengan asal, kemudian segera merona ketika ia menarik laci di lemari itu.

Seluruh pakaian dalamnya tersusun rapi di sana. Celana dalam dan bra miliknya tersusun di laci itu! Dan karena di rumah ini tidak ada pembantu, siapa lagi yang bisa memindahkannya selain Vero? Aisha tak habis pikir, sejak kapan ia menjadi seintim ini dengan Vero? Bukankah ketika ia pingsan dua hari lalu, pria itu masih tak peduli dengan hidupnya? Kenapa hanya dalam dua hari, Aisha merasa seperti mereka telah menikah selama dua puluh tahun?

Melupakan semua itu, Aisha segera mengambil satu bra dan celana dalam lalu berjalan ke arah kamar mandi yang ditunjuk Vero tadi tanpa menoleh ke arah pria itu sedikitpun. Ketika tiba di kamar mandi, Aisha baru menyadari bahwa seluruh alat mandinya juga telah berpindah kemari. Handuk kimono, handuk mandi, sabun mandi, sabun wajah, sampo, conditioner, lotion, scrub, dan bahkan alat pencukurnya! Semua itu ada di sini.

Just For One Year [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang