#14 : "Antara Rasa Sakit dan Kebahagiaan"

8.7K 770 16
                                    

Aisha melirik kalender dan menyadari bahwa tujuh bulan sudah berlalu semenjak pernikahannya dilangsungkan. Sekarang sudah memasuki September dan itu berarti semakin dekat ia dengan perceraian dan kematiannya.

Aisha tak tahu harus bagaimana menanggapi hal itu. Di satu sisi, ia merasa agak tidak rela melepaskan Vero dan Rio dari hidupnya. Ia menyayangi dua orang itu, dan seandainya ia tak terkena kanker, mungkin dua orang itu akan cukup untuk membuatnya bertahan hidup. Tapi dengan kanker ini, ia lebih suka untuk menghilang bersama kedamaian daripada merepotkan semua orang. Terlebih, kematian itu akan seperti pembebasan dari rasa sakitnya.

Aisha bisa mengatakan bahwa ia tidak takut akan kematian--mungkin karena ia tahu bahwa ia akan mati dengan kedamaian tanpa rasa sakit. Jadi, tak seperti orang kebanyakan, kata 'kematian' tak menghantuinya meski telah di depan mata. Ia hanya mulai memikirkan hal-hal yang akan terjadi sepeninggal dirinya.

Saat ini, Rio sudah sangat aktif dalam berteman, itu membuatnya juga sangat aktif ketika di rumah. Ia suka berbicara tanpa henti pada Aisha untuk menceritakan tentang apa saja yang terjadi padanya hari itu. Dan Aisha senang menyadari Rio sudah tidak pendiam dulu lagi.

Secara diam-diam, Aisha juga masih 'mempertemukan' Rio dan Luna meski hanya melalui video call. Semenjak kejadian waktu itu, Vero telah memasang GPS di mobilnya hingga membuat Aisha tidak bisa ke rumah Luna tanpa ketahuan, juga belakangan ini Vero entah kenapa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah daripada di kantor, jadi sangat sulit untuk menghindarinya. Tapi sesekali, Aisha akan membuat janji untuk mempertemukan Rio dan Luna di mall agar Vero tak tahu. Dua orang itu masih bisa bertemu, meski tak sesering dulu.

Aisha juga telah menceritakan pada Luna tentang pernikahan kontraknya dan bahwa ia akan pergi tahun depan. Mendengar itu, Luna berjanji padanya akan menemukan cara bertemu Rio secara diam-diam dan menjaga Rio dengan baik di masa depan. Dengan semua itu, Aisha yakin, Rio akan baik-baik saja tanpanya.

Perusahaan ibu tirinya juga semakin maju berkat bantuan investasi besar-besaran dari Keshav Group. Vero telah berjanji akan melindungi perusahaan ibunya itu, bahkan setelah perceraian mereka. Jadi, ia tak akan mencemaskan hal itu lagi.

Kakaknya, Kiara, juga akan melangsungkan pernikahan akhir tahun depan. Aisha hanya berharap ia bisa menghadiri pernikahan kakaknya itu, tapi pada saat bersamaan ia juga tahu bahwa ia sudah tak ada di dunia lagi pada saat itu. Aisha sedang mempertimbangkan sejumlah hadiah yang ingin ia kirimkan pada hari pernikahan Kiara. Ia sedang berpikir untuk memberikan gaun pengantin, hingga meski ia tak bisa berada di sana pada hari bahagia kakaknya itu, sebagian dari peninggalannya akan bersama Kiara di hari bahagianya. Aisha hanya berharap Kiara tidak akan bersedih saat menyadari ia tak akan pernah bisa berada di sana.

Sedang Vero, tak ada yang berubah dari pria itu. Dia masih dingin dan nyaris tidak perduli apakah Aisha masih hidup atau tidak. Tapi belakangan ini, Aisha menghabiskan cukup banyak waktu bersama pria itu. Ia menemaninya pada sejumlah acara pernikahan, pesta, dan pertemuan dengan petinggi perusahaan. Acara yang menyiksanya karena ia diharuskan berdiri lama dengan sepatu tidak nyaman. Aisha selalu menghabiskan malam dengan rasa sakit setiap kali pulang dari pesta itu. Namun, hanya di pesta itu Aisha bisa menemukan kedekatan dengan Vero. Dan entah bagaimana, hal itu seakan bisa menghapuskan rasa sakitnya.

Untuk masa depan Vero, Aisha juga telah membuat rencana tersendiri untuk suaminya itu. Ia tak mau meninggalkannya tanpa melakukan perubahan pada hidupnya. Seperti yang lain, ia ingin Vero bahagia sebelum ia pergi. Aisha telah merencanakan segalanya dengan matang, hanya tinggal menemukan momen yang tepat untuk melakukan rencana itu.

Dan ketika semua orang perlahan memiliki hidup yang lebih baik, Aisha malah merasakan kemunduran dalam hidupnya. Ia mulai menyadari bahwa tubuhnya kini semakin lemah. Terima kasih kepada Vero dan kebijakan kejamnya yang menjadikan dirinya sebagai pembantu juga pengurus Rio di rumah ini, kini kondisinya memburuk dengan cepat.

Just For One Year [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang