Waktu menunjukkan pukul 15.00 tepat saat Gatha sampai di Kafe Gara, tempat bekerjanya selama seminggu terakhir ini. Gatha memang bekerja setelah pulang sekolah, hal itu ia lakukan untuk memenuhi kebutuhannya dan membantu bundanya. Teman-temannya tidak ada yang tahu, kecuali Bara tentunya.
Gatha sangat suka bekerja di sini, selain para pekerjanya yang ramah-tamah, nama kafe ini juga mengingatkannya pada buku yang selalu dibawanya kemanapun. Hanya buku tulis biasa dengan sampul coklat dan bernama 'GARA'.
Gatha berjalan hendak memasuki kafe. Saat sudah di depan pintu masuk, tangannya tiba-tiba ditarik seseorang dan digenggam dengan kuat.
Bukan Gatha namanya jika tidak melawan. Gatha dengan cepat pula menghempaskan tangan cowok yang menggenggamnya tadi. Tapi sialnya, dengan cepat pula cowok itu menggenggam tangannya kembali dan kali ini sangat kuat, membuat Gatha tidak bisa melawannya. Mau bagaimanapun Gatha tetaplah seorang gadis dan yang sedang dilawannya adalah seorang laki-laki.
Tidak bisa melepaskan tangannya, Gatha beralih menatap wajah cowok itu dengan tajam. Dan Gatha akhirnya menyadari siapa cowok tersebut. Cowok itu malah mendekatkan wajahnya dan tersenyum manis. Mungkin jika gadis lain yang berada di posisi Gatha, mereka sudah jatuh pingsan. Lain dengan Gatha yang tetap mempertahankan wajah garangnya.
"Dia tunangan gue," ujar cowok itu kepada gadis di depannya. Itu membuat Gatha terbelalak sekaligus menyadari ada sosok lain di sini.
Gatha langsung menginjak kaki cowok itu dengan kuat, membuatnya langsung melepaskan pegangan tangan mereka. Cowok itu meringis kesakitan, tapi dengan cepat ia menormalkan ekspresinya.
"Orangnya emang gitu. Pemalu," ujar cowok itu lagi sembari tertawa kecil. Rasanya Gatha sekarang ingin masuk ke dalam kafe, membuat kopi dan memasukkan racun tikus ke dalamnya, lalu memberikannya ke cowok ini, tapi sayangnya, genggaman cowok ini membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa.
Gadis yang diduga Gatha adalah kekasih cowok ini nampak tak bisa berkata-kata lagi. Air matanya pun sudah menetes.
"Tega banget kamu! Mulai sekarang kita putus! Aku enggak mau pacaran sama tunangan orang," ujar gadis itu dengan terisak. Ia pun pergi masih dengan air mata yang terus mengalir.
"Oke," teriak cowok itu sambil melambai-lambaikan tangannya dengan wajah tanpa dosa.
Bugh
"Aw." Cowok itu meringis akibat tinjuan Gatha di perutnya. Anjir, nih cewek apaan sih? Kuat banget gila.
"Apa? Sakit? Sakit mana dengan hati cewek lo tadi?"
"Sakit ini lah."
Gatha menarik napasnya lalu membuangnya kasar. Ia berusaha sabar dengan cowok ini. Karena ia masih harus berurusan dengan cowok ini nantinya, jadi jangan sampai ia kelewatan membunuhnya. Bisa-bisanya Maisha suka sama cowok beginian, batin Gatha tak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA (END)
Teen FictionDipertemukan sejak bayi dan tumbuh bersama, membuat keduanya sangat dekat dan terikat pertemanan yang sangat erat. *** Karena Bara gue bisa tersenyum juga tertawa karena bahagia. Karena Bara juga gue bisa menangis sedih karena terluka. -Agatha Rhea...