"Tega," panggil Gatha seraya menatap Bara di sampingnya. Saat ini sudah masuk jam istirahat, maka dari itu kelas menjadi sepi, hanya tersisa sepuluh orang yang masih bertahan.
"Apa?" Bara menyahut tanpa mengalihkan tatapannya dari buku tebal yang berjudul 'Matematika' itu.
Gemas sendiri dengan tingkah Bara, Gatha berdiri dari duduknya dan langsung menutup buku yang Bara baca.
Tindakannya itu berhasil membuat Bara mendongakkan kepalanya.
"Bara, bisa enggak sih lo sehari aja enggak usah pacaran sama angka-angka itu?" tanya Gatha kesal, sedangkan Bara malah meresponnya dengan tersenyum mengejek.
"Lo cemburu sama matematika?" Bara menunjuk wajah Gatha yang menampilkan aura galak tapi malah terlihat lucu.
"Sembarangan, lo!"
"Bukannya lo yang suka sembarangan kalau ngerjain soal matematika?"
"Stop! Jangan bahas matematika lagi!"
"Kan, lo yang mulai," celetuk Bara.
"Udah, Bar," ucap Gatha kesal.
"Hai, Bara." Bara dan Gatha menolehkan kepalanya bersamaan tapi dengan ekspresi yang berbeda. Bara dengan wajah herannya dan Gatha dengan wajah kesalnya.
"Ekhem, Bara doang nih?"
Clara menoleh ke arah Gatha dengan senyumnya. "Maaf enggak keliatan tadi, hai juga Gatha," ucap Clara dengan wajah merasa bersalah. Gatha serasa ingin muntah melihatnya.
"Lo?"
"Iya, gue Clara yang kemarin di taman," ujar Clara.
"Oh, yang kemarin kena bolanya Ela?"
"Iya, itu gue."
"Lo murid baru di sini?" tanya Bara. Sepertinya ia tadi sangat fokus pada buku matematika sampai tidak tahu jika kelas mereka kedatangan siswi baru.
Clara mengangguk. "Eum ... lo mau ke kantin enggak? Kalau iya, gue ikut, soalnya belum hafal jalanan ke kantin," pinta Clara.
"Oke, boleh, ayo," ajak Bara seakan-akan lupa jika ada satu orang lagi di dekat mereka.
"Terus gue?" Gatha menunjuk dirinya, bisa-bisanya ia dilupakan.
"Lo ikut juga, ayo."
Kini mereka berjalan beriringan di sepanjang koridor, dan tentu saja itu menjadi sorotan bagi siswa-siswi lainnya. Karena biasanya Bara hanya bersama Gatha atau dua sahabatnya itu, tapi kini ia malah bersama murid baru juga.
Sesampainya di kantin, Bara segera menuju ke tempat dimana dua sahabatnya berada diikuti dengan Gatha dan Clara di belakangnya.
"Wih, Bar, lo cepet juga geraknya. Kalah gue," ujar Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA (END)
Teen FictionDipertemukan sejak bayi dan tumbuh bersama, membuat keduanya sangat dekat dan terikat pertemanan yang sangat erat. *** Karena Bara gue bisa tersenyum juga tertawa karena bahagia. Karena Bara juga gue bisa menangis sedih karena terluka. -Agatha Rhea...