Gatha berjalan lunglai keluar dari kafe. Tangannya masih menggenggam erat tangan Ela di sampingnya, tidak mau kehilangan gadis kecil itu nantinya.
Menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan, Gatha berusaha memfokuskan pikirannya yang sedang kalut saat ini.
Setelah mendengar penjelasan pria itu, Gatha tidak tahu harus apa sekarang.
"Kak, om tadi siapa?" tanya Ela seraya menahan tangan Gatha, membuat langkah mereka terhenti.
Gatha memiringkan kepalanya ke Ela. Pandangannya kosong. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya terlebih dahulu, berusaha fokus.
"Ayahnya Kak Gatha," jawab Gatha akhirnya. Mungkin ini lebih baik, ia harus jujur dan mulai mengakui ayahnya.
Terlihat Ela menunduk sedih, membuat alis Gatha menyatu, bingung.
"Ela kenapa hem?"
"Ela tadi mau ngobrol juga sama ayahnya Kak Gatha," rengek Ela.
Gatha hanya mengacak rambut Ela singkat. "Nanti kapan-kapan 'kan bisa," ujar Gatha.
Ela hanya mengangguk.
Gatha mengalihkan perhatiannya dari Ela sebab ponselnya berdering. Ternyata Rico yang meneleponnya.
"Halo, kenapa, Ric?"
"Ini gue, Bara."
Gatha mendadak diam.
"Rico ada di sebelah gue. Lo tau Ela di mana?"
Terlintas di pikiran Gatha saat ini bahwa ia harus menemui saudara tirinya sekarang juga. Ia tadi bingung harus apa, tetapi setelah Bara menelepon dan menanyakan Ela, ia rasa harus segera menyuruh Bara untuk menjemput Ela agar dirinya bisa pergi sekarang.
"Ela ada sama gue. Lo jemput Ela sekarang, gue ada urusan. Gue shareloc sekarang."
Setelah itu dengan cepat Gatha memutuskan panggilannya dan beralih ke roomchat-nya dengan Rico.
***
"Ric, lo denger 'kan?" tanya Bara kepada Rico di sebelahnya. Ia memang mengaktifkan loudspeaker agar Rico juga bisa mendengarnya.
"Iyalah, gue enggak budek kali," balas Rico. Saat ini mereka sedang di apartemen Rico.
"Gue rasa Gatha tau sesuatu," ucap Bara serius.
"Dia udah tau yang sebenarnya?"
"Gue juga enggak tau, tapi lo denger suaranya tadi 'kan? Kayaknya ada yang enggak beres sama urusan yang dimaksud Gatha," ucap Bara.
Rico tampak berpikir. "Dia udah ngirim lokasinya 'kan?"
Bara mengangguk setelah melihat ponsel Rico.
"Ya udah, kita ke sana sekarang."
Keduanya lantas mengambil jaket yang tersampir di senderan sofa, kunci motor, lalu segera keluar dari apartemen dan melaju ke lokasi Gatha sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA (END)
Teen FictionDipertemukan sejak bayi dan tumbuh bersama, membuat keduanya sangat dekat dan terikat pertemanan yang sangat erat. *** Karena Bara gue bisa tersenyum juga tertawa karena bahagia. Karena Bara juga gue bisa menangis sedih karena terluka. -Agatha Rhea...