Sepertinya kesialan yang menimpa Gatha tidak cukup sampai di situ. Karena baru saja tangannya memegang gagang pintu dan membukanya tiba-tiba jatuh dari atas air seember mengenainya.
Gatha menganga tidak percaya dengan apa yang menimpanya kali ini. Seragamnya basah semua sudah. Ia mendongakkan kepalanya ke atas dan Gatha bisa menebak jika dari tadi memang sudah ada yang memasang jebakan ini untuknya, terbukti dengan ember itu yang memang di letakkan di atas dengan tali yang menghubungkannya ke gagang pintu agar jika ada yang membuka pintu akan terkena jebakan itu.
Gatha menggeram kesal. Apakah ini karma untuknya karena pernah menyiram Bara dengan air seember? Jika iya, Gatha benar-benar menyesal akan hal itu.
Sekarang Gatha seperti merasakan bagaimana rasanya menjadi siswa-siswi yang sering di-bully, tidak hanya mendengar gosip para siswi yang sering membicarakan masalah pembullyan di sekolah lain.
Gatha juga berpikir, apakah ini jebakan sengaja dibuat untuknya? Tapi karena apa? Dan siapa pelakunya?
Gatha bingung dengan apa yang harus dilakukannya sekarang. Tidak mungkin 'kan, Gatha keluar toilet dengan seluruh badan yang basah kuyup?
"Ponsel," seru Gatha dan langsung merogoh saku seragamnya mencari benda pipih persegi panjang itu.
Gatha mencoba menyalakannya. Dan untungnya ponsel itu menyala menampakkan foto Gatha dan Bara waktu kecil. Dengan cepat Gatha mencari kontak Bara dan berniat menghubunginya.
Di dering ketiga barulah panggilan diangkat oleh Bara.
"Bar, Bar, tolongin gue," teriak Gatha.
Di seberang sana Bara menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga.
"Lo kenapa? Dan lo dimana sekarang?"
"Gue basah kuyup di toilet, cepetan lo ke sini," jawab dan titah Gatha.
Tut ... Tut ...
Panggilan terputus membuat Gatha berdecak kembali. Ia mencoba memanggil Bara kembali tapi malah suara operator yang didengarnya.
"Argh! Gue salah apa sih? Kenapa hari ini berat banget, ya?" Gatha menggeram frustrasi.
"Lo salah karena hari ini lo ulang tahun, Gat." Gatha menoleh ke belakang dan mendapati Bara sudah ada di sana. Ia juga mengintip keluar toilet dan melihat ramai sekali orang.
"Keluar dulu," suruh Bara dan langsung dituruti Gatha.
"Iyatuh, masa ngerayain ulang tahun di toilet, enggak elite banget," timpal Daniel.
Sekarang mereka berpindah ke samping tangga yang memang sangat dekat dengan toilet.
Gatha benar-benar tidak ingat sama sekali bahwa ia ulang tahun hari ini. Mungkin baginya ulang tahun sudah tidak penting lagi. Gatha saja masih tidak bisa berkata-kata melihat semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA (END)
Teen FictionDipertemukan sejak bayi dan tumbuh bersama, membuat keduanya sangat dekat dan terikat pertemanan yang sangat erat. *** Karena Bara gue bisa tersenyum juga tertawa karena bahagia. Karena Bara juga gue bisa menangis sedih karena terluka. -Agatha Rhea...