7. Putus

140 54 23
                                    

Bara, Gatha, dan Rhea berangkat bersama pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bara, Gatha, dan Rhea berangkat bersama pagi ini. Rhea adalah motor hitam Bara, sama seperti Alan, Rhea juga diambil dari nama tengah Gatha dan tentunya Gatha juga yang mengusulkannya.

Jalanan yang macet dan teriknya matahari selalu setia menemani perjalanan mereka yang terlihat sangat terburu-buru. Beberapa kali Bara mencoba menyalip mobil di depannya. Bagaimana tidak terburu-buru, jika jam sudah menunjukkan pukul 06.57, sedangkan Pak Udin sangat disiplin, sehingga selalu menutup gerbang tepat pukul 07.00.

Gatha duduk di jok belakang Rhea dengan tenang, berbeda dengan Bara yang sepertinya sangat takut terlambat. Tentu saja Bara takut, dia adalah ketua OSIS, tapi dia sendiri malah datang terlambat. Sebenarnya jika ditanya siapa yang salah, tentu saja jawabannya Bara, toh, dia yang bangun terlambat dan menyuruh Gatha untuk menunggunya.

Itu juga menjadi alasan mengapa Gatha tidak pergi bersama Alan, karena Bara yang memaksa Gatha agar ikut bersamanya, dengan penjelasan jika Gatha bersama Alan maka akan semakin telat nantinya. Padahal ia tidak tahu saja kalau Gatha bisa membawa Alan secepat kilat.

Pemandangan yang pertama kali keduanya lihat saat sampai di sekolah adalah gerbang yang menjulang tinggi itu sudah tertutup rapat tanpa celah.

"Gue tau gimana caranya masuk," ucap Gatha.

"Gimana?" tanya Bara.

"Manjat."

"Gimana caranya? Lo engga liat, tinggi gerbang itu aja sekitar--"

"Tega, ini masih pagi lho, awas aja lo sebut angka-angka itu," potong Gatha cepat. Ia sangat malas jika harus berurusan dengan angka pagi-pagi begini.

"Jadi, gimana caranya, Tebar?"

"Gini nih, kalau ketua OSIS yang sangat teladan telat, enggak pernah tau gimana caranya masuk, taunya cuma ngitung tinggi gerbang doang," sindir Gatha. Bara memang tidak pernah telat sebelumnya, berbeda dengan Gatha yang sudah sangat sering terlambat.

"Kan, ada gerbang belakang sekolah, Bara. Lo yang punya sekolah, tapi lo sendiri enggak tau, gimana sih?"

"Terus Rhea gimana?" tanya Bara lagi.

"Dibuang noh ke parit." Gatha menunjuk parit di dekatnya.

"Enak aja, Rhea itu kesayangan gue tau," sahut Bara tak terima.

Deg

Kenapa dengan jantung Gatha? Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, dan juga muncul semburat kemerah-merahan di pipi putihnya, untungnya posisi Gatha di belakang Bara, jika Bara melihatnya, kan, bisa bahaya.

Padahal Bara hanya menyebut Rhea yang berarti motornya, tapi kenapa Gatha bereaksi seperti ini mendengar kata 'kesayangan'.

Maksud dia motor, Gatha. Jangan kegeeran jadi orang! tekan Gatha pada dirinya sendiri yang tentunya di dalam hati.

GARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang