"Tega," panggil Gatha sedikit berteriak saat memasuki perpustakaan.
Gatha langsung mendapat pelototan tajam dari Bu Sari, penjaga perpustakaan yang terkenal galak. Salah Gatha juga sebenarnya yang masuk langsung teriak memanggil Bara di perpustakaan yang memang peraturan utamanya adalah dilarang berisik.
Gatha memberikan cengiran lebarnya kepada Bu Sari. Ia langsung menuju meja dimana Bara duduk.
Bara menahan ketawanya.
"Makanya lain kali jangan main teriak-teriak aja, lo kira ini di hutan apa ya?" ucap Bara.
"Ya 'kan gue lupa," balas Gatha.
"Lo mau apa ke sini?" tanya Bara langsung. Karena setahunya Gatha sangat tidak suka ke perpustakaan. Jadi, jika ia ke sini, pasti ada sesuatu yang penting.
Gatha kembali teringat akan hal yang ingin diberitahunya kepada Bara.
"Gue mau minta saran lo."
"Saran apa?"
Gatha mengeluarkan sebuah foto dari sakunya dan menaruhnya ke meja.
Bara melihat foto yang disodorkan Gatha. Ia tidak mengenalnya. Wajahnya terlihat sangat asing di mata Bara. Bara mengerutkan keningnya bingung.
"Siapa?" tanya Bara tak ingin menebak-nebak sendiri.
"Balik aja fotonya," suruh Gatha.
Bara menurut. Ia membalik foto tersebut.
"Dia?"
"Iya itu dia."
Bara kembali mengamati orang yang ada di foto tersebut.
"Sebelum bunda pergi, bunda pernah pesan sama gue buat cari orang itu. Dan sekarang gue bingung, gue harus nurutin pesan bunda apa enggak. Gue juga 'kan enggak butuh laki-laki itu dan begitu juga sebaliknya. Gue juga benci sama dia. Jadi, rasanya percuma kalau gue cari. Menurut lo gimana?"
Gatha berbicara pelan karena takut ditegur oleh Bu Sari lagi, begitu juga dengan Bara.
Bara tampak berpikir sebentar. Ia memutar-mutar pulpen yang dipegangnya.
"Kalau menurut gue, lo harus turutin apa kata bunda," saran Bara.
"Kenapa gue harus cari dia? Dia aja enggak pernah ada niatan buat cari gue sama bunda."
Tersirat emosi di nada bicara Gatha.
"Gue tau lo benci ayah lo--"
"Dia bukan ayah gue," potong Gatha cepat.
Bara menghela napas sejenak. Ia sangat tahu jika temannya ini sangat membenci ayahnya.
"Oke, gue ralat. Gue tau lo benci dia. Tapi apa lo enggak mau gitu ngeliat wajahnya secara langsung? Lo enggak penasaran apa, alasan dia ninggalin lo sama bunda? Niat bunda pasti baik, Gat, nyuruh lo nyari dia. Dan jangan sampai lo nyesel karena enggak mau cari dia," jelas Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA (END)
Teen FictionDipertemukan sejak bayi dan tumbuh bersama, membuat keduanya sangat dekat dan terikat pertemanan yang sangat erat. *** Karena Bara gue bisa tersenyum juga tertawa karena bahagia. Karena Bara juga gue bisa menangis sedih karena terluka. -Agatha Rhea...