40. Gara

159 24 6
                                    

Satu minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu kemudian.

Lengkap dengan seragam SMA Adinata dan rambut yang selalu dikuncir ekor kuda, Gatha memasuki rumah mewah tepat di seberang rumahnya.

"Assalamualaikum, Tante, Om, Ela," sapa Gatha ketika tiba di meja makan dan melihat semuanya sedang berkumpul, kecuali Bara tentunya.

"Wa'alaikumsalam," jawab mereka kompak, termasuk juga Ela.

"Bara belum bangun ya, Tante?"

"Iya, dia baru aja tidur habis subuh," beber Liana kepada Gatha.

Gatha yang berada di samping kursi Ela terkejut mendengarnya. "Kenapa, Tan? Enggak biasanya Bara begadang."

"Hari ini 'kan olimpiadenya, dia belajar keras semalaman." Liana meneguk segelas susu di hadapannya.

Pria berjas yang tak lain adalah Adi, sedari tadi hanya menyimak pembicaraan istrinya dan teman anaknya yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.

"Ya udah, biar Gatha yang bangunin Bara ya, Tante?" ujar Gatha seraya berlari naik ke lantai atas.

Tanpa mengetuk pintu, Gatha segera membuka pintu yang tidak dikunci itu. Mulutnya sudah terbuka lebar, bersiap untuk teriak.

"Bara bang--"

Bara membekap mulut Gatha dengan tangannya. Melihat Gatha yang menatapnya tajam, barulah ia melepaskannya.

"Kok lo udah bangun sih?" kesal Gatha.

Bara merapikan dasinya. "Gue 'kan emang biasa bangun cepat," balas Bara anteng.

"Tapi kata Tante Liana tadi, lo baru tidur habis subuh. Seharusnya 'kan bangunnya lama!"

Bara menggelengkan kepalanya jengah dengan seorang Gatha.

"Ini hari penting buat gue, enggak mungkin dong gue telat."

"Iya juga sih. Tapi seharusnya lo tuh jangan terlalu memforsir diri lo! Sampai enggak tidur semalam, nanti kalau lo pingsan pas olim gimana?"

Tersenyum jail, Bara mendekatkan wajahnya membuat Gatha sampai menahan napasnya. Bahkan hembusan napas Bara yang hangat menyapu wajahnya.

"Lo khawatir 'kan sama gue?"

Sontak, Gatha segera mendorong dada Bara agar menjauh. "Enggak!"

"Gue berangkat duluan sama Alan sama Tasya juga, bye." Gatha bergegas pergi dari sana, tidak ingin Bara melihat pipinya yang sudah semerah tomat.

Sedikit info, bahwa Tasya adalah anak yatim piatu. Jadi, Gatha memutuskan untuk mengajaknya tinggal bersama. Tasya juga sekarang sudah bersekolah di SMA Adinata. Gadis itu memang sempat keluar dari sekolahnya yang dulu karena tidak tahan akan pembullyan di SMA-nya itu.

Tasya adalah gadis yang pintar dan berprestasi, ia langsung mendapat beasiswa di SMA Adinata. Tasya juga menggantikan Clara yang sudah keluar untuk menjadi partner Bara dalam olimpiade hari ini.

GARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang