Mira melihat Gatha sedang duduk di teras rumah sendiri. Entah apa yang dipikirkan anak itu. Ini sudah larut malam, tapi ia belum tidur juga, padahal jelas-jelas ia baru saja pulang dari kafe. Sebenarnya, Mira tidak mengizinkan Gatha untuk bekerja, cukup ia saja yang bekerja keras, tapi anak itu yang memaksa dan ingin sekali bekerja. Mira pun memutuskan untuk menghampirinya.
"Gatha," panggilnya dari belakang.
Gatha menoleh dan mendapati bundanya sudah duduk di sampingnya. "Bunda kok belum tidur?"
"Kamu sendiri kenapa belum tidur? Duduk sendiri di sini lagi, dingin lho, nanti kamu sakit gimana?" ujar Mira.
"Iya, Bunda ... bentar lagi Gatha masuk. Bunda duluan aja tidur, nanti malah Bunda yang sakit," balas Gatha.
Mira memukul lengan Gatha pelan. "Kebiasaan, ya, disuruh malah nyuruh balik."
"Hehe ... ampun, Bund," ucap Gatha sembari tertawa.
"Kamu kalau ada masalah, bilang sama Bunda. Enggak baik kecil-kecil udah punya masalah, nanti botak lho kamu," ujar Mira dengan nada menakut-nakuti.
"Kok bisa botak, Bund?" tanya Gatha tidak paham.
"Ya, bisa dong. Anak seumuran kamu itu harusnya mikirin tentang pelajaran, bukan masalah hidup," ucap Mira memberitahu.
"Iya, Bundaku tersayang," sahut Gatha sembari terkekeh kecil.
"Maafin Bunda, ya? Bunda udah buat kamu susah sejak kecil dan Bunda belum bisa jadi ayah buat kamu." Mira meneteskan air matanya saat mengucapkan itu.
Gatha segera menghapus air mata yang turun ke pipi Bundanya. "Jangan bilang gitu, Bunda enggak pernah nyusahin Gatha, yang ada Gatha yang selalu nyusahin Bunda. Dan, Bunda itu udah berhasil banget jadi ayah sekaligus bunda buat Gatha. Pokoknya Bunda yang terbaik deh."
"Kalau nanti Bunda pergi, tolong kamu cari ayah kamu, ya ... dan, jangan benci sama dia," pesan Mira.
Gatha langsung memeluk bundanya itu. "Bunda mau pergi ke mana? Bunda enggak boleh pergi."
"Umur enggak ada yang tau, Sayang," balas Mira sembari mengelus serta mengecup puncak kepala anak satu-satunya itu.
"Bunda enggak boleh ngomong gitu! Kalau Bunda pergi, Gatha bakalan hancur sehancur-hancurnya."
"Iya, Sayang," balas Mira menenangkan Gatha.
Dan maaf, Bund, Gatha udah terlanjur benci sama dia, ucap Gatha dalam hati.
***
"Maisha," panggil Daniel. Saat ini mereka sedang siap-siap untuk pulang.
"Enggak usah diladenin, Sha, palingan mau gombal dia," ucap Gatha.
"Bilang aja kalau lo mau gue gombalin juga," cibir Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA (END)
Teen FictionDipertemukan sejak bayi dan tumbuh bersama, membuat keduanya sangat dekat dan terikat pertemanan yang sangat erat. *** Karena Bara gue bisa tersenyum juga tertawa karena bahagia. Karena Bara juga gue bisa menangis sedih karena terluka. -Agatha Rhea...