28. Bara yang Serba Bisa

72 23 27
                                    

Disinilah Gatha sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disinilah Gatha sekarang. Di depan sebuah pintu rumah yang hampir serupa dengan rumah teman kecilnya itu. Ralat, mantan teman kecilnya.

Gatha tidak tega membiarkan wanita yang ditolongnya tadi dicegat oleh preman-preman lagi, maka dari itu ia menawarkan diri untuk mengantarnya sampai di depan rumah.

Wanita itu mengatakan bahwa mobilnya mogok, dan karena dirasa rumahnya sudah tidak jauh lagi, ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Akhirnya dicegat oleh preman-preman itu, untung saja Gatha datang tepat waktu, jika tidak mungkin barang-barangnya sudah dirampok semua.

Gatha tersenyum tipis. "Gatha pamit, ya, Tante?"

Wanita yang sudah memperkenalkan dirinya sebagai Aya itu menatap Gatha khawatir. Entah mengapa ia merasa bahwa gadis SMA di hadapannya saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ia berkata seperti itu karena saat perjalanan menuju rumah, gadis itu sangat banyak melamun, bahkan beberapa kali ia tidak sadar jika sedang dipanggil.

"Kamu mau langsung pulang? Enggak mau masuk dulu?" tanya Aya.

Gatha bingung mau menjawab apa. Ia bahkan tidak tau ingin kemana.

"Enggak tau, Tante. Tapi, Gatha langsung pergi aja deh," jawab Gatha. Seperti biasa, ia selalu jujur.

Aya mengernyit bingung mendengar jawaban Gatha. Ia bertambah yakin, jika gadis itu sedang menghadapi masalah.

"Enggak tau? Rumah kamu di mana?"

Lagi-lagi Aya menanyakan hal yang Gatha bingung harus menjawab bagaimana.

Aya yang melihat Gatha menggaruk tengkuknya seperti sulit untuk menjawab, langsung memeluknya. Ia tahu gadis ini butuh kekuatan dan dukungan.

Tubuh Gatha menegang terhadap perlakuan yang sangat tiba-tiba itu. Akan tetapi, tak bisa ia pungkiri bahwa sangat nyaman berada di pelukan wanita yang diduganya seumuran dengan Mira–bundanya saat masih hidup. Sudah lama Gatha tidak merasakan pelukan hangat seperti ini.

Gatha hanya terdiam, tidak membalas pelukan wanita itu.

Perlahan Aya melepas pelukannya.

"Tante sendirian di rumah, kamu mau temani Tante?"

***

Rico keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil air minum. Ia membawanya ke ruang tamu dan duduk di sana.

Seharian ini ia hanya di kamar, merasa sedikit tidak enak badan sedari pagi. Itulah penyebab mengapa ia tidak masuk sekolah hari ini.

Rico menggapai ponsel yang berada di meja depannya. Ia membuka aplikasi WhatsApp, melihat apakah ada yang penting di sana.

Tangannya beralih ke grup chat yang bernama 'Zona XI IPA 3'.

Mata yang tadinya sayu seketika langsung membulat. Rico menegakkan posisi duduknya yang tadi bersender. Tangannya terus men-scrool isi chat dari grup tersebut.

GARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang