21. Benci

76 29 9
                                    

Setelah pergi dari perpustakaan, sekarang Gatha berada di lapangan basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pergi dari perpustakaan, sekarang Gatha berada di lapangan basket. Memantul-mantulkan bola kesukaannya itu tanpa tujuan.

Gatha masih memikirkan masalah yang tiba-tiba datang secara beruntun ke hidupnya dan nampaknya masalah ini saling berkaitan satu sama lain.

"Sendiri aja?"

Gatha menoleh ke sumber suara yang ternyata adalah Rico, cowok yang belakangan ini bisa dibilang lumayan dekat dengannya.

"Enggak. Gue berdua. Nih, sama bola," tukas Gatha.

Rico tertawa singkat.

"Udah bisa jutek, Mbaknya?" tanya Rico seraya terkekeh.

Gatha tidak membalasnya. Ia kembali memantul-mantulkan bola basket itu tanpa berniat memasukkannya ke dalam ring.

"Itu bola sakit juga kalik, lo pantulin mulu," ujar Rico lagi.

"Mau kepala lo yang gue pantulin?"

Rico bergidik ngeri. Membayangkan kepalanya dipantul-pantulkan oleh gadis itu.

"Sadis amat lo."

"Lo ngapain sih ke sini? Kerjaannya bikin kesal orang mulu," kesal Gatha.

"Gangguin lo," jawab Rico santai.

Gatha hanya berdecak kesal.

"Lo lagi ada masalah?" tebak Rico.

"Memang hidup gue penuh dengan masalah 'kan?" balas Gatha.

"Enggak mau cerita sama gue? Siapa tau gue bisa bantu," tawar Rico.

Gatha menimang-nimang sebentar. Tapi setelah dipikir-pikir, tidak ada salahnya memberi tahu Rico. Menurut Gatha, Rico adalah cowok yang baik, walaupun memang ia seorang playboy. Tapi jika soal bantu-membatu Rico terlihat sangat tulus.

Gatha mengeluarkan surat itu dari dalam sakunya dan menyerahkannya kepada Rico.

Rico menerimanya. Dengan sigap ia langsung membuka surat tersebut dan membacanya dengan saksama.

Setelah selesai membaca isi surat yang singkat itu, Rico terdiam sejenak mencoba mencernanya. Ia menatap Gatha serius.

"Maksudnya, nyokap lo dibunuh gitu?" Pertanyaan itu yang berhasil disimpulkan Rico setelah membacanya dan menghubungkannya dengan meninggalnya Mira, bunda Gatha.

Gatha mengangguk kecil sebagai respon.

"K-kok bisa?" Rico masih tidak percaya dengan hal ini.

Gatha menghembuskan napas kasar.

"Gue juga enggak tau. Yang pastinya surat itu sampai ke gue sebelum kecelakaan bunda. Dan memang pengendara mobil yang menabrak bunda waktu itu 'kan kabur, sampai sekarang belum ditemukan," jelas Gatha.

GARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang