Bugh
Rico terjatuh akibat tidak siap dengan serangan bola basket yang tiba-tiba. Kepalanya sedikit pusing, karena bisa dibilang bola basket tadi sangat kuat mengenai kepalanya. Setelah menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa pusingnya, Rico mendongakkan kepalanya mencari tahu siapa pelaku itu.
Ia terkejut mendapati Gatha yang berdiri di depannya dengan tangan yang dilipat di dada dan tatapan permusuhan yang diberikannya. Rico mengira yang melemparinya bola tadi adalah seorang laki-laki, ternyata orang itu adalah Gatha.
"Maksud lo apa?" tanya Rico seraya bangkit dari jatuhnya.
"Seharusnya gue yang tanya, maksud lo apa pacarin sahabat gue sehari terus lo putusin? Lo kira dia mainan yang bisa lo buang saat lo udah bosan?"
"Cuma gara-gara itu lo lempar gue pakai bola basket kenceng banget? Sampai bisa lupa ingatan mungkin gue," tanya Rico tidak percaya.
"Cuma, lo bilang? Itu masih mending daripada sakit hatinya sahabat gue!" murka Gatha. Kebetulan lapangan basket saat ini memang sedang sepi, sehingga tidak akan ada yang mendengar mereka bertengkar.
"Maisha enggak ngasih tau alasannya ke lo?"
"Dia kasih tau semuanya ke gue. Lo sengaja, ya, mau bikin persahabatan kami hancur?" Gatha berpikir bahwa tidak mungkin ketua basket ini betulan suka dengannya. Pasti ia merencanakan sesuatu.
Rico tersenyum manis. Ia mendekat ke arah Gatha.
"Kenapa lo malah senyam-senyum gitu? Gila, ya, lo?"
Alih-alih menjawab pertanyaan Gatha, Rico malah semakin mengikis jarak di antara mereka.
"Berhenti di situ! Lo maju lagi, bola basket ini melayang," ancam Gatha, ditangannya sudah tersedia bola basket.
Rico berhenti. Ia menuruti ucapan Gatha, tidak ingin kepalanya menjadi korban untuk kedua kalinya.
"Lo percaya kalau gue suka sama lo?"
"Enggak lah, cowok macam lo enggak bisa gue percaya," jawab Gatha yakin.
"Terus kalau gue bilang cinta sama lo, apa lo mau terima gue?" tanya Rico.
Gatha terdiam sejenak.
"Kan, kalau. Nyatanya lo enggak akan bilang gitu 'kan? Jadi, untuk apa gue jawab?" balas Gatha enteng.
"Gue udah jatuh cinta sama lo sejak pertama kali kita ketemu di kafe." Rico menatap Gatha dalam.
Gatha mencoba mencari kebohongan di kedua mata hitam itu, karena menurutnya cowok seperti Rico tidak bisa dipercaya sama sekali. Tapi anehnya, bukannya melihat kebohongan, Gatha malah melihat ketulusan di mata itu.
"Gue enggak tau lo bohong atau enggak, atau bisa juga ini efek kepala lo yang habis kena bola dan menyebabkan otak lo sedikit geser, yang pastinya gue enggak bisa terima lo." Setelah mengatakan itu, Gatha segera pergi meninggalkan Rico sendiri. Tadinya Gatha hanya ingin memberi pelajaran pada cowok brengsek itu, tapi kenapa akhirnya malah seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA (END)
Teen FictionDipertemukan sejak bayi dan tumbuh bersama, membuat keduanya sangat dekat dan terikat pertemanan yang sangat erat. *** Karena Bara gue bisa tersenyum juga tertawa karena bahagia. Karena Bara juga gue bisa menangis sedih karena terluka. -Agatha Rhea...