39. Kembali Kehilangan

143 25 14
                                    

Apa ini akhirnya? Bunda, sebentar lagi Gatha bakal ketemu bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa ini akhirnya? Bunda, sebentar lagi Gatha bakal ketemu bunda.

"Akkhh!"

Bukan. Suara kesakitan itu jelas bukan keluar dari mulut Gatha.

Dengan jantung yang masih berdegup kencang dan tubuh yang bergetar, perlahan Gatha membuka kedua matanya.

Hal yang pertama kali dilihatnya adalah punggung Rico yang sepertinya akan ambruk sebentar lagi.

"Rico!" pekik Gatha histeris. Bertepatan dengan itu juga tubuh Rico ambruk ke karpet berbulu Maisha dengan darah yang terus bercucuran dari dada sebelah kirinya. Pisau itu pun masih tertancap di sana.

Sedangkan Maisha, gadis itu juga sangat syok melihat keadaan di depannya. Bukan ini maunya. Kedua tangannya bergetar hebat. Ia memandang Rico dengan tatapan yang sangat-sangat menyesal.

Brak

Suara pintu yang dibuka lebar-lebar sampai membentur tembok terdengar. Gatha dan Maisha sontak menoleh bersamaan.

"Jangan bergerak!" perintah salah seorang polisi yang memakai jaket hitam. Polisi yang lain segera memegang tangan Maisha.

Di belakangnya datang Bara dan Tasya dengan tergesa-gesa.

Gatha kembali memiringkan kepala ke arah Rico yang saat ini sudah ia angkat kepalanya agar berbaring dengan pahanya sebagai bantal.

"Ric, lo masih bisa dengar gue 'kan? Lo harus bertahan! Gue tau lo kuat." Gatha memegang kedua pipi Rico dengan tangan yang sudah berlumuran darah. Air mata pun tak dapat Gatha tahan lagi, dengan nakalnya buliran air mata itu jatuh bercampur dengan kentalnya darah.

Rico memandang Gatha dengan senyum tipisnya. Hal itu membuat Gatha tambah terisak dengan pedih.

Gatha tidak mau kehilangan orang yang benar-benar peduli padanya lagi. Ia tidak mau!

Bara ikut berjongkok di hadapan Gatha. Ia sudah menghubungi ambulans tadi. "Lo harus kuat, Ric. Bentar lagi ambulans datang," ujar Bara.

Sedangkan Tasya, ia ikut ke kantor polisi untuk mengurus masalah ini.

Dengan sisa tenaganya, Rico menggeleng pelan. Ia kembali menatap Gatha yang sudah dibanjiri air mata.

Rico tidak suka melihat Gatha menangis. Perlahan, Rico mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata itu. Walaupun sia-sia, karena air mata Gatha tidak berhenti keluar.

"Ja-jangan nangis! G-gue enggak suka liatnya," tutur Rico dengan terbata-bata.

Gatha menggeleng kuat.

"Rico Athaya Aldwin cinta sama Agatha Rhea. Apa lo bisa percaya sekarang?" Rico mengucapkannya sembari tersenyum. Namun, entah mengapa Gatha tidak suka melihat senyum itu. Karena senyum itu seperti senyuman terakhir untuknya.

GARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang