23. Cemburu

92 27 24
                                    

Gatha dan Rico saling pandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gatha dan Rico saling pandang. Gatha yang masih enteng duduk di atas Alan–sepedanya, dan Rico yang juga masih berada di atas motor merahnya. Di depan mereka gerbang yang menjulang tinggi itu sudah tertutup rapat.

"Lo telat juga?" tanya Rico akhirnya setelah sekian lama hanya saling pandang keheranan.

"Iya," jawab Gatha malas.

"Lewat belakang yok," ajak Rico.

Mendengar itu, Gatha jadi teringat Bara. Saat mereka terlambat waktu itu, Bara sama sekali tidak mengetahui cara untuk masuk, selain gerbang utama. Berbanding terbalik dengan Rico yang diduga Gatha adalah orang yang langganan terlambat, terbukti dengan ia yang tahu cara masuk lewat gerbang belakang.

"Ayo deh," balas Gatha.

Setelah sepeda Gatha dan motor Rico dititipkan di warung dekat sekolah, kini keduanya bergegas menuju belakang sekolah.

"Siapa duluan?" tanya Gatha. Ia ingin cepat sampai di kelas. Malas jika ternyata guru yang mengajar hari ini lebih dulu masuk darinya, bisa ribet urusannya nanti.

Rico memandang Gatha tidak yakin. Ia ragu Gatha bisa memanjat gerbang ini.

"Lo bisa?" tanya Rico.

"Bisa apa?" tanya Gatha. Sepertinya otaknya sedikit lambat pagi ini.

"Manjat lah, masa terbang?"

"Bisa dong. Lo liat nih, ya," ujar Gatha.

Seperti sebelumnya, dengan gerakan yang super gesit dan lincah Gatha sudah berhasil mendudukkan bokongnya di atas. Ia pun langsung melompat turun dengan sempurna. Bahkan tidak sampai hitungan menit ia melakukannya.

Rico yang melihat itu, menarik kembali ucapannya beberapa menit lalu yang ragu jika Gatha bisa memanjat. Ia hanya bisa menelan ludahnya sekarang.

"Bisa 'kan? Udah, cepetan manjat, kalau enggak gue tinggal nih," ujar Gatha dengan tersenyum bangga.

Setelah Rico berhasil menyusul Gatha sampai di dalam, keduanya kembali berjalan dengan pelan hendak menuju kelas.

"Mau ke mana kalian?"

Rico dan Gatha lantas menoleh ke suara yang membuat jantung mereka hampir loncat dari tempatnya tersebut.

Begitu melihat siapa yang menegur mereka, Gatha menghela napas lega seraya mengelus dadanya.

"Ngagetin aja, Bar. Lo ngapain di sini? Telat juga?" tanya Gatha.

Bara menunjuk jas OSIS-nya.

Gatha menepuk jidatnya. "Oh iya, lo OSIS, ya? Lupa gue," ujar Gatha tak lupa dengan cengirannya.

"Ya udah, kita mau ke kelas dulu." Kali ini Rico yang bersuara.

"Enggak bisa lah, kalian telat 'kan?"

GARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang