Tuk Tuk Tuk
Suara bola basket yang memantul memenuhi ruangan basket di belakang rumah Bara membuat sang empunya rumah sudah bisa menebak siapa pelakunya. Bahkan Bara saja sangat jarang bermain basket di sana. Seakan-akan tempat itu memang dibuatkan untuk teman kecilnya itu.
Niat awal Bara yang ingin belajar di dekat kolam renang, sekarang beralih ke ruang basket. Dengan buku matematika di tangannya ia melangkah pelan berniat ingin mengejutkan.
Saat sudah sampai barulah terlihat siapa pelaku yang bermain basket di malam hari seperti ini. Dan tentu saja dugaan Bara benar. Dengan langkah mengendap-endap Bara mendekatinya.
"Lo ngagetin gue, bola basket ini bakalan kena pala lo," ujar Gatha tanpa berbalik. Ia sangat hafal dengan bau parfum milik Bara, itulah sebabnya Gatha sudah tahu dari tadi ada Bara di belakangnya.
Saat ini malah Bara yang dibuat terkejut sekaligus terancam. Bara menormalkan langkahnya tidak seperti tadi lagi. Ia malah mengambil posisi berbaring di tengah-tengah lapangan dan membiarkan buku yang dibawanya tergeletak di sampingnya.
"Lo ngapain malam-malam main basket?" Bara bersuara tepat saat Gatha berhasil memasukkan bolanya ke ring.
Setelah itu, Gatha mengambil kembali bolanya dan membawanya berbaring di samping Bara. "Lagi pengen aja," jawab Gatha.
"Main basket yuk, Bar," ajak Gatha tapi ditolak mentah-mentah oleh Bara.
"Mending lo ikut belajar matematika sama gue." Bara malah mengajak balik membuat Gatha menggeleng kuat.
Keduanya diam menatap langit malam yang dihiasi dengan banyak bintang dan satu bulan yang sangat terang malam ini.
"Gat," panggil Bara.
"Hm." Gatha menyahut tanpa mengalihkan pandangannya dari langit. Karena jantung Gatha sudah tidak aman sedari tadi. Maka dari itu, Gatha tidak berani menatap cowok di sampingnya itu.
"Gue mau tanya, tapi lo jawab kebalikannya, ya," ujar Bara.
Gatha mengernyit heran. "Lo gabut, ya, Bar? Buat apa lo nanya, tapi malah gue jawab kebalikannya?"
"Lagi mau aja, udah lo nurut aja kenapa sih?"
"Iya, iya, serah lo, deh," pasrah Gatha.
"Kita mulai, ya?" ucap Bara.
"Iyaa."
"Lo cowok atau cewek?" tanya Bara sembari menahan tawanya.
Gatha berdecak kesal. Sepertinya Bara akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak dirinya.
"Cowok," jawab Gatha ketus.
Bara tertawa pelan. "Lanjut, ya?"
Gatha hanya diam dan dianggap setuju oleh Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA (END)
Teen FictionDipertemukan sejak bayi dan tumbuh bersama, membuat keduanya sangat dekat dan terikat pertemanan yang sangat erat. *** Karena Bara gue bisa tersenyum juga tertawa karena bahagia. Karena Bara juga gue bisa menangis sedih karena terluka. -Agatha Rhea...