Saat ini tujuan Rico adalah perpustakaan. Ia yang sering ke lapangan basket saat istirahat kali ini malah ke perpustakaan. Dengan derap langkah kaki yang cepat, rahang yang menegas, sorot mata yang tajam, membuat siswa-siswi yang berpapasan dengannya di koridor refleks memberinya jalan.
Rico yang biasanya selalu tersenyum mempesona yang memikat hati para siswi sekarang malah sebaliknya, menakuti semua orang.
Rico menghentikan langkahnya sejenak saat sudah sampai di depan perpustakaan, sebelum akhirnya masuk dan membuat semua orang terkejut.
"Bara!" bentak Rico membuat semua penghuni yang sedang asyik membaca langsung menoleh ke arahnya, termasuk Bu Sari yang sudah memberinya tatapan tajam.
Tak terkecuali dengan Bara. Laki-laki yang memakai jas OSIS dengan buku matematika di depannya itu langsung berdiri dari duduknya.
Bara menatap datar Rico.
Tanpa memedulikan tatapan tajam Bu Sari, Rico mendekat ke arah Bara.
Keduanya saling menatap. Rico dengan tatapan nyalang dan Bara dengan tatapan datar sampai akhirnya ketua tim basket SMA Adinata itu memberikan bogem mentah tepat di rahang Bara dengan sangat kuat, membuat Bara langsung terjatuh ke lantai sebelumnya mengenai meja di belakangnya karena tidak siap dengan serangan tiba-tiba itu.
Teriakan histeris keluar dari mulut para siswi yang melihat kejadian mengerikan itu, mereka segera bangkit dari duduknya begitu juga dengan Bu Sari. Pengawas perpustakaan itu hendak melerai kedua muridnya tapi tangan Rico menghentikannya, seperti mengatakan 'jangan ikut campur dulu, Bu'. Dan ajaibnya, Bu Sari menuruti isyarat itu.
Bara bangkit dari jatuhnya seraya mengusap darah segar yang keluar akibat bogeman Rico.
"Lo gila?" sarkas Bara.
Rico yang mendengar pertanyaan itu merasa sedikit dejavu. Kejadian yang hampir serupa muncul kembali di ingatannya. Bedanya waktu itu ia yang menanyakan itu, dan Bara yang memukulnya.
"Lo yang gila! Teman dekat lo enggak tau dimana sekarang, keadaannya gimana, lagi sama siapa, lo malah sama sekali enggak peduli? Malah santai-santai duduk di sini. Teman macam apa lo?" Lagi-lagi Rico membentak.
Rico memang tidak menemukan Gatha semalam. Maka dari itu ia sangat khawatir sekarang.
"Kenapa gue harus peduli?"
Bugh
Rico kembali memberikan bogem mentah saat mendengar pertanyaan Bara yang sangat memuakkan masuk di telinganya itu.
Kali ini Bara tidak sampai terjatuh, hanya mundur beberapa langkah. Tidak mau terus-terusan diserang, Bara akhirnya menyerang balik, memberikan tinjuan dan langsung tepat mengenai perut Rico.
Pak Udin–satpam sekolah mereka datang dan langsung memegangi Rico.
Rico menghempaskan pegangan Pak Udin, ia maju kembali, mendekat ke arah Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA (END)
Teen FictionDipertemukan sejak bayi dan tumbuh bersama, membuat keduanya sangat dekat dan terikat pertemanan yang sangat erat. *** Karena Bara gue bisa tersenyum juga tertawa karena bahagia. Karena Bara juga gue bisa menangis sedih karena terluka. -Agatha Rhea...