Taehyung hampir melupakan bagaimana sensasi terik matahari Phoenix saat membakar kulit gelapnya. Kini ia bisa dengan puas meresapi hingga ke kulit lapisan terdalamnya.
Sambil memejamkan matanya, ia menengadah ke atas sana. Tak terganggu atau merasa menyengat sama sekali.
"Semenjak tinggal digunung es sana, kau jadi jauh lebih primitif ya Taehyung. Mataharinya tak akan hilang dalam sekejap, jadi daripada kau tatap seperti itu mending bantu aku menyiapkan daging-daging ini." Tia yang melihat kelakuan aneh anaknya itu tak kuasa untuk berkomentar. Menghentikan sejenak langkahnya saat melewati pintu menuju halaman belakang tepat dimana Taehyung berdiri. Ditangannya ada sewadah besar berisi daging yang telah digiling halus. Setelah puas, ia lalu melanjutkan langkahnya kembali.
Sementara Taehyung mengabaikan suara itu layaknya angin musim hangat disore hari.
Ayo lanjutkan momen 'rindu kampung halamanmu Taehyung'. Mengangguk setuju pada ucapannya sendiri didalam hati sambil tersenyum penuh keoptimisan.
"Taehyung! Aku tau kau mendengar perkataanku tadi. Es disana tak mungkin membuatmu menjadi tuli, bukan?"
"Cepat kemari!" Suara lantang yang selama 22 tahun lebih berada dikeseharian Taehyung, kini kembali terdengar. Membuat ia berdecak dan mengerang tak terima atas gengguan ibunya itu.
Melangkah masuk ke dalam rumah sederhana milik keluarganya di Alaska.
Ya, mereka berdua memang telah merencanakan untuk mampir terlebih dahulu ke kampung halaman Taehyung sebelum kembali ke Denali. Selain untuk melihat keadaan kedua orangtuanya, iapun dibuat penasaran dan ingin segera menjenguk sahabatnya yang tak disangka-sangka memberikan kabar bahagia.
Didalam surat yang ia terima waktu itu, tertulis bahwa Yoongi telah melahirkan petit namun yang membuatnya penasaran adalah kalimat satu ini.
"Kau bisa tahu jenis kelaminnya saat kau datang sendiri ke Phoenix. Kami menunggu kalian berdua. "
Dan sekarang dirinya sudah menginjak tanah Phoenix. Menghirup gersangnya rerumputan liar dan mendengar suara-suara elang dari kejauhan.
"Untuk apa semua ini?" Taehyung melihat ibunya merapikan kotak-kotak makanan diatas meja.
"Untuk cucuku yang lain tentunya." Tia menjawab pertanyaan Taehyung dengan menekankan kata cucu didalam kalimatnya. "Petit Jimin dan Yoongi baru bisa makan daging giling dan susu. Jika dia sudah mulai bisa berjalan baru bisa diberikan makanan daging utuh."
"Oh..." Mulut Taehyung membentuk huruf O lumayan panjang, alisnya ikut terangkat entah mengerti betulan atau hanya asal menanggapi penjelasan ibunya itu. "Ibu juga punya cucu didalam sini, tahu." Katanya sambil menepuk-nepuk perut agak bulat miliknya.
"Ha? Benarkah?" Hampir-hampir bola mata hitam Tia menggelinding keluar saking terkejutnya mendengar menuturan anaknya itu.
"Iya. Daging babi semalam."
Lalu setelahnya hening. Tia diam membeku sementara Taehyung tertawa hambar. Tapi tak lama ia terperanjat saat ibunya itu menaruh kotak makanan dengan kuat ke atas meja.
Cengiran tak berdosa Taehyung seketika hilang. Apa perkataannya tadi keterlaluan? Apa ia salah mengambil topik untuk leluconnya?
"Kau yang bawa itu dan ikuti aku."
"Ro-roger ma'am!"
Taehyung mengikuti langkah Tia dengan susah payah, kerepotan atas wadah makanan yang ia bawa di atas kepala dan sebagiannya ia pegang. Sedangkan ibunya itu entah menggumamkan apa sepanjang perjalanan. Mungkin juga ibunya itu masih kesal atas lelucon gagalnya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [KOOKV ABO]✔
Fanfic₊˚✧ Dua makhluk immortal lahir di masing-masing benua, tak memiliki garis bersinggungan sebelumnya namun memiliki ikatan lebih dari sekedar mate. ✧˚₊ Fanfiction Kookv Top!Jungkook Bottom!Tae NO GS (GenderSwitch) Cover by me Fanedit: Jungkook ©hisas...