「Chapter 2」

7.6K 1K 37
                                    

"Amun kenapa harus aku? Apa karena Nahuel sahabatku? Apa karena aku perjaka tua? Kau mau mengusirku secara halus kan? Kan? Kan.."

Serentetan pertanyaan beruntun dilontarkan Taehyung pada pria tua yang hanya tersenyum memaklumi.

Taehyung mengerutkan alis, memicing ke arah Amun menuntut jawaban.

"Mungkin ayahmu bisa memberikan jawaban dari semua pertanyaanmu itu Taetae."

"Ugh, jangan panggil aku dengan nama masa kecil itu.." Taehyung mencebik dikursinya. "Lihat aku sudah dewasa."

"Jadi sudah saatnya kau menjadi pasangan Alpha lain."

"Ayah?! Tetapi kenapa harus sekarang? Memangnya aku tidak bisa mencari pasanganku sendiri?"

"Bukan begitu Taehyung.." Benjamin terlihat ragu. Tia sang istri disampingnya mengusap bahu lebar suaminya. Tampak meyakinkan. "Sebenarnya aku mempunyai hutang balas budi atas nyawaku pada Pack Calentar."

Taehyung kembali mengerutkan alisnya dalam, semakin tak mengerti.

"Dulu aku pernah hampir mati ditangan para rogue, saat itu tak ada senjata sama sekali dan aku kehabisan tenaga melawan mereka. Jika tidak ada Amun dan kawanannya aku mungkin sudah tak bernyawa." Benjamin mengepalkan tangannya keras, mengingat kenangan buruk atas dirinya dimasa lalu.

"Dengan kata lain aku berhutang nyawa pada Amun dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk aku membalas pertolongan serta kebaikan Amun dahulu."

"W-wow.." Taehyung tak bisa berkata-kata mendengar informasi baru itu. Otaknya terlalu penuh untuk menerima dua kejadian besar, tentang Nahuel dan tragedi ayahnya.

"Aku butuh waktu. Maaf Amun aku permisi."

Taehyung langsung beranjak keluar, sama sekali tak menoleh pada seruan ibunya.

Sekarang ini dia butuh udara segar.

Taehyung mencabuti rerumputan yang bisa ia jangkau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung mencabuti rerumputan yang bisa ia jangkau. Dia saat ini duduk di bawah pohon akasia tak jauh dari rumahnya.

Otaknya sama sekali tak membiarkan Taehyung menikmati semilir angin musim dingin yang menerpa wajahnya, terus diputar seperti gulungan kaset kalimat-kalimat yang didengar Taehyung sebelumnya.

"Kau tidak akan pergi kan Taehyung?" Senna menggeser duduknya mendekat ke arah Taehyung. Wajahnya sudah hampir menangis. Dasar omega ini, dramatis sekali.

Taehyung terkekeh. "Aku tidak akan kemana-mana, jadi tenang saja. Lagipula aku tidak mengenal mereka."

"Tapi kata Tetua Amun-"

"Kau pikir Taehyung itu anjing penurut yang hanya bisa mengangguk patuh jika diperintah? Dia terlalu keras untuk itu."

Taehyung melempar batu kerikil kecil ke kepala Jimin. Lumayan keras dan tepat sasaran tentu saja. "Sial, aku bukan binatang!" Taehyung tak terima.

With You [KOOKV ABO]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang