“Kenapa kau tak datang ke ruanganku? Aku memberikan kalung itu bukan untuk dipajang.” Pria alpha itu masih berdiri diambang pintu kamar Taehyung tapi sudah mencerca Taehyung dengan pertanyaan menusuknya.
Berfikir Taehyung ayo berfikir.. mata Taehyung bergulir ke sembarang arah mencari fokus lain asalkan bukan pada mata jati itu. “Aku.. kemarin aku sibuk belajar, ah! kau tahu sendiri kan pesta p-pertunangan sebentar lagi, jadi banyak yang harus aku persiapkan.” Diam-diam Taehyung memuji otak cerdasnya yang membuat alasan secepat ini. Lalu memberikan senyuman formal pada Jeongguk.
“Kau selalu membuatku tak bisa memegang perkataanku sendiri, Taehyung..” Jeongguk melangkah memasuki kamar yang luasnya tak sebesar kamarnya. Tanpa dipersilakan, ia duduk di sofa yang tadi ditempati oleh Yoongi. Memijit pelan pelipisnya. Sungguh awalnya ia tak ada niatan untuk senekat ini mendatangi Taehyung– calon tunangannya.
Jeongguk yang biasanya, adalah ia yang tak pernah perduli bagaimana orang lain bersikap padanya, apa itu menyenangkan atau menyebalkan– sama sekali bukan urusannya. Toh ia juga akan menanggapi mereka dengan seadanya. Tapi lain halnya dengan pemuda Savana itu. Tidurnya akhir-akhir ini selalu dibarengi oleh perasaan gelisah. Otaknya bertanya-tanya mengapa pemuda itu tak kunjung datang setelah ia memintanya untuk langsung datang ke ruangannya. Ia seperti diabaikan dan Jeongguk kali ini tak suka mendengar kalimat itu.
Lalu Jeongguk memutuskan bahwa ia sendiri yang akan datang pada pemuda itu, persetan dengan ego. Lagipula egonya itu sudah hilang semenjak ia menarik tangan Taehyung dan menyeretnya ke dalam rumah kaca.
“Aku akan buatkan teh baru untukmu.” Terdengar suara lirih Taehyung dari balik tubuhnya yang diangguki samar oleh Jeongguk.
Ia melihat kotak kalung diatas meja sofa, terbuka memperlihatkan isinya. Kalung pelindung yang Jeongguk sendiri pilih dari pengrajin perhiasan tempat yang sama dimana mendiang ibunya dulu membeli perhiasan.
Apa sebenernya yang ia pikirkan saat membeli dan memberikan kalung ini pada Taehyung? Jeongguk sendiri tak mengerti. Sebelumnya pun ia tak pernah melakukan hal-hal begini pada mantan tunangannya, Kate.
Wanita omega itu memang telah dilindungi dari sejak mereka bermain lumpur bersama dihalaman kastil dan hingga saat ini Jeonggukpun belum sempat untuk membuka pelindung itu, tidak.. lebih tepatnya ia tak punya lagi kesempatan untuk membukanya.
Dan kali ini entah kenapa ia ingin melindungi leher kecokelatan pemuda itu yang tempo hari ia lihat di danau dari mata-mata asing yang mencoba mengintipnya dari luar. Itu miliknya, tak ada yang boleh melihat selain dirinya sendiri. Jeongguk kali ini tak akan membiarkan orang lain mengambil miliknya lagi– ia akan menggenggam erat dikedua tangannya.
“Maaf, aku baru bisa membuat teh ini. Rasanya lumayan hm.. kalau tak salah sih itu yang dikatakan Hard tadi.” Taehyung menggigiti bibir bawahnya agak ragu dengan apa yang telah dibuatnya.
“Hn..” Jeongguk menanggapi dengan deheman singkat, tangannya lalu mengambil kotak itu dan menyuruh Taehyung mendekat. “Kemarilah.. duduk di depanku.” Jeongguk memutar tubuhnya ke samping dan menepuk area sofa yang kosong didepannya.
Taehyung meneguk ludahnya pelan, masih berdiri ditempatnya. “Kau akan memakaikan itu sekarang?”
Jeongguk kini telah membuka pengait yang terdapat dikalung tersebut, “tenanglah.. aku tidak akan menandaimu" ia menjeda sejenak "untuk kali ini..”
Berarti untuk kali berikutnya Taehyung sudah pasti akan ditandai? Duh, kenapa semua perkataan alpha itu tak ada yang bisa menenangkan Taehyung sama sekali sih? Selalu membuat dirinya waspada akan tindakan selanjutnya yang dilakukan Jeongguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/239996674-288-k350131.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [KOOKV ABO]✔
Fanfiction₊˚✧ Dua makhluk immortal lahir di masing-masing benua, tak memiliki garis bersinggungan sebelumnya namun memiliki ikatan lebih dari sekedar mate. ✧˚₊ Fanfiction Kookv Top!Jungkook Bottom!Tae NO GS (GenderSwitch) Cover by me Fanedit: Jungkook ©hisas...