Gajah, jerapah, singa, badak bercula, dan zebra yang terbuat dari tanah terhampar dihadapan pemuda itu. Sekarang ini dirinya sedang berada di taman bunga mendiang Luna Eteara. Satu-satunya tempat dikastil ini yang memiliki tanah basah untuk ditanami berbagai macam tanaman. Sebenarnya Taehyung merindukan membentuk tanah liat disubang pelarik namun nampaknya tak ada seseorang pun yang memiliki alat tersebut.
Ia menghela nafas keras. Entah kenapa antusiasme dipagi hari tadi menguap begitu saja dengan mudahnya. Kembali ke perasaan yang sama saat dimana ia akan pergi tidur– ada sesuatu yang terasa kurang.
Taehyung tahu pasti apa itu tetapi akhir-akhir ini dirinya dengan keras mencoba mengabaikan. Ia tak mau berharap yang pada akhirnya ia tahu sendiri akan seperti apa jika ia berharap lebih. Ia jelas tak akan mendapat apapun. Namun tak bisa dipungkiri didalam hatinya masih ada 0,5 harapan, kecil memang.
Sebisa mungkin ia tutup rapat hingga 0,5 harapan kecil itu terlupakan dan hilang dengan sendirinya. Menjadi angka nol kembali seperti semula saat sebelum ada pria alpha itu didalam hidupnya.
“Taehyung.”
Terdengar suara yang sangat familiar ditelinganya, buru-buru Taehyung menoleh ke samping dan mendapati pria alpha yang tiba-tiba menghilang keberadaannya, sekarang tengah berjalan menghampiri Taehyung.
“Tuan Ludhwig, apa kabar?” Taehyung tersenyum lebar menyambut pria alpha itu. Menatap hingga pria itu duduk disamping tubuhnya. Tanpa alas apapun yang menghalangi celana linen itu terkena tanah basah.
“Aku baik, Taehyung. Mungkin sedikit sibuk mengurusi anak-anak yang baru pertama kali mengalami heat.”
“Baik sekali.. mereka pasti merasa aman karena mempunyai kau disisi mereka.” Ia menekuk kedua lututnya, menaruh dagu diatas sana. Jari telunjuknya mengukir garis abstrak diatas tanah.
“Aku orangtua asuh mereka jadi aku harus bertanggung jawab dan melakukan apapun sebisaku.”
“Jadi itu sebabnya kau jarang terlihat disekitar kastil?”
Bogum mengangguk pelan, “salah satunya karena itu.”
Taehyung mengerutkan alisnya bingung sekaligus merasa aneh mendengar kalimat yang diucapkan pria alpha itu. Menoleh dan menanyakan satu pertanyaan yang sejak lama ia ingin tanyakan.
“Jika boleh aku tahu, kenapa kau tidak diizinkan masuk ke kastil utama?” Ia menambah kalimatnya lagi. “Jeongguk juga sepertinya.. tak menyukaimu.”
Bukannya menjawab, Bogum malah tertawa renyah lalu setelah itu menggumamkan kalimat yang membuat kedua bola mata Taehyung membulat.
“Adikku memang seperti itu..”
“A-adik? Maksudmu Jeongguk?!”
Sungguh ekspresi wajah Taehyung seperti inilah yang dinanti-nantikan oleh Bogum. Sangat menggemaskan tak tertolong.
“Ya tentu. Adik tiri ku, kami berbeda rahim namun memiliki satu ayah.”
“Tapi kenapa-“
Bogum sangat mengerti pertanyaan apa yang akan omega itu tanyakan padanya, ia telah menjelaskan ribuan kali pada tiap-tiap orang yang menanyakan hal yang sama. Jadi ia tak merasa keberatan sama sekali jika menjelaskan untuk sekali lagi.
“Aku hanya anak dari cinta pertama Lord Ernest. Tanpa ikatan mate dari kedua orangtuaku, aku tak bisa menjadi bagian keluarga O’Brien. Oleh sebab itu sebagian dari mereka menyebutku alpha buangan.”
“Setidaknya ayahku masih memiliki sedikit kepedulian dengan memberikan nama belakangnya pada namaku. Tapi nama yang sama bukan berarti sikap mereka terhadapku akan sama pada keluarga O’Brien lainnya. Aku tetap tak diterima.”
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [KOOKV ABO]✔
Fanfiction₊˚✧ Dua makhluk immortal lahir di masing-masing benua, tak memiliki garis bersinggungan sebelumnya namun memiliki ikatan lebih dari sekedar mate. ✧˚₊ Fanfiction Kookv Top!Jungkook Bottom!Tae NO GS (GenderSwitch) Cover by me Fanedit: Jungkook ©hisas...