「Chapter 49」

4.8K 733 103
                                    

Banyak yang dilakukan setelah ia datang di depan gerbang kastil. Memberikan beberapa masukkan untuk pasukan penjaga, memastikan siapa saja yang keluar-masuk kastil selama ia tak ada dari penjaga menara dan mendengarkan keluhan beberapa penjaga selama musim ini.

Masuk ke bagian dalam, Jeongguk disambut oleh banyak sekali orang. Ia memang tak diteror langsung oleh pertanyaan namun ia jelas melihat wajah-wajah yang penuh akan rasa penasaran itu.

Setelah tiba di auditorium, Jeongguk mempersilahkan perwakilan salah satu dari mereka untuk mengajukan pertanyaan. Setelah dirasa cukup barulah Jeongguk menjawab, dengan dibantu oleh Maitre semua pertanyaan telah dijawab dengan jawaban yang paling memuaskan.

Sedikit dari mereka yang merasa terkejut saat mengetahui jika Ludhwig lah yang diutus langsung untuk menjemput keluarga Calentar. Ternyata sebegitu berpengaruhnya pria alpha itu sekarang setelah dahulu banyak dicemo’oh dan dikucilkan.

Dilihat dari Jeongguk yang tak takut dengan tanggapan buruk dengan mengadopsi anak dari rumah bordir, ditambah sekarang mengangkat martabat kakaknya membuat semakin banyak juga rasa kagum serta hormat untuk Jeongguk dari para anggota pack.
 
Tak asal memutuskan. Mendengar dari berbagai sudut pandang dan kepala lalu setelah itu mencari yang mana jalan keluar yang paling memungkinkan.
 
Sesi diskusi tersebut memakan waktu yang lumayan lama. Didominasi oleh masalah eksternal dan kumpulan angka pajak untuk kastil.

Tak lama seseorang mendekatinya dan memberi kabar jika keluarga Calentar telah tiba. Pamit untuk meninggalkan ruangan auditorium terlebih dahulu, Jeongguk beranjak menuju pintu utama. Disana ia bisa melihat lebih sedikit orang dibandingkan saat kemarin. Namun tak menyangka melihat pria alpha yang ia kira tak akan pernah menampakkan diri dikastilnya. Nahuel ada diantara mereka yang ikut, berdiri tak jauh dari ayah mertuanya.

“Ayah.” Jeongguk terlihat khawatir memandang ke arah belakang tubuh ayahnya. Memeriksa keadaan ibu mertuanya yang berbeda sekali dari kemarin saat ia mengantar pulang rombongan keluarga itu. Ia tahu apa penyebab yang membuat ibu mertuanya sampai seperti ini.

“Maaf Jeongguk, ibumu sedikit kelelahan. Dari semenjak Tuan Ludhwig datang membawa kabar, ia tak bisa memasukkan makanan sedikitpun ke dalam perutnya.” Benjamin menoleh sekilas pada istrinya yang ia gendong di belakang. “Aku juga tak bisa memaksanya terus-menerus.”

“Tak apa-apa ayah, aku mengerti akan kesedihan ibu.”

“Apa kami boleh langsung bertemu dengan Taehyung?” Tanya Nahuel.

Jeongguk menggeleng pelan, “saat ini Taehyung sedang menjalani operasi. Tak mungkin untuk menemuinya. Sebaiknya kalian beristirahat dahulu setelah itu kita bisa pergi ke sana bersama-bersama.”

“A-apa Taehyung akan baik-baik saja? Apa kita masih bisa melihat-“

“Senna..”

Nahuel membungkam mulut gadis omega itu agar tak melanjutkan kalimatnya. Memberikan peringatan sehalus mungkin karena gadis itu juga kini mulai menangis. Mata sembab dan memerah dapat dilihat dengan jelas, yang itu berarti Senna sudah banyak menangis sedari Phoenix sana.

Rosenna segera meraih kepala Senna ke dalam pelukannya, meredam suara tangis agar tak menggema di dalam ruangan besar ini.

Sementara itu Bogum menepuk atas kepala Rosenna, “Kerja bagus.” Gumamnya tanpa suara.

Setelah meletakkan Tia di kamar dan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap tubuhnya oleh dokter, Benjamin baru bisa duduk– meluruskan kaki. Sesekali bertukar pikiran dengan menantunya.

Mendengarkan cerita Jeongguk yang baru pertama kali merasakan hal ini. Takut, cemas dan merasa tak berdaya pasti mendominasi emosi pria alpha muda tersebut. Benjamin sangat tahu perasaan tersebut namun jelas keadaan dirinya dahulu dengan Jeongguk sekarang masih jauh lebih beruntung.

With You [KOOKV ABO]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang