Napas keduanya mulai memberat, suasana didalam ruangan itu juga telah sepenuhnya mendukung.
Desahan Taehyung semakin terdengar jelas saat tangan itu terus menjamah kaki bagian atasnya.
Namun Jeongguk menyadari satu hal yang membuatnya menatap Taehyung terkejut. Wajah pucat itu jelas bukan menunjukkan jika terbuai akan gairah melainkan seperti tengah menahan rasa sakit.
"Alpha-"
Tak lama omega itu benar-benar kehilangan keseimbangan tubuhnya. Botol kecil berisi minyak terlepas begitu saja dalam genggaman. Menimbulkan suara nyaring dan serpihan kacanya menyebar di atas lantai.
Tentu saja Jeongguk dengan sigap menangkap tubuh lunglai itu. Menyingkap helaian rambut yang kini lengket oleh keringat dingin. Melihat dari helaan napas yang keluar dari mulut dan kerutan dalam dikeningnya, ia bisa menyimpulkan jika Taehyung sedang kesakitan.
"Bebé kau mendengarku? Hei lihat aku." Sebisa mungkin Jeongguk tak panik terlebih dahulu. Mencoba mengambil fokus Taehyung agar kesadaran omega itu tak hilang. Ia bertanya-tanya dalam pikirannya apakah ini waktunya untuk Taehyung melahirkan?
"Sakit sekali.." kedua kelopak matanya kini mulai memberat. Rasa sakit itu seperti memaksa tubuh Taehyung untuk terbelah menjadi dua bagian.
Taehyung tak tahu harus meminta tolong terlebih dahulu atau memilih menyerah atas alam bawah sadarnya.
Tangan gemetar Jeongguk menepuk pelan pipi Taehyung saat mata sayu itu nampak sukar untuk tetap terbuka. Ujung penglinghatannya menangkap rembesan berwarna merah pekat dicelana omeganya. Ini tak bisa terus begini, ia harus cepat melakukan sesuatu. "Taehyung.. Taehyung tetap buka matamu, aku disini."
Mengangkat tubuh itu kedalam rengkuhannya. Langkah lebarnya membawanya ke luar kamar, "Liam!" Sergahnya lalu tak beberapa lama pria itu berdiri dibelakangnya.
"Siapkan kereta kuda dan jangan buka pintu gerbang sebelum aku kembali."
"Dimengerti My Lord." Setelah tubuh tegap itu hilang dengan cepat, Jeongguk kembali melanjutkan langkahnya menuju undakan tangga menuju halaman depan kastil.
Disekitarnya tak ada yang berani bertanya atau sekedar menawarkan bantuan. Terlalu mengerikan melihat wajah keruh pemimpin mereka saat ini.
Lady Eleazar ikut mengimbangi langkah terburu Jeongguk, berita menyebar dengan cepat seperti serpihan abu diudara.
Di ujung sana Jeongguk melihat kereta kuda dengan pintu terbuka telah siap untuk ditumpangi. Tanpa banyak membuang-buang waktu menunggu, mereka segera melaju menuju klinik pengobatan Mr. Baldwin.
"Jeongguk jangan cengkeram tangannya seperti itu. Tenanglah anakku." Lady Eleazar menyadarkan tindakan dari pria alpha yang duduk di depannya sembari memangku omeganya.
"Aku hanya tak ingin kehilangan kesadarannya, bibi. Dia tak boleh sampai tertidur." Pandangannya tak bisa lepas dari wajah penuh peluh itu. "Aku takut sekali," lirihnya.
Darah tak henti membasahi pakaian keduanya. Membuat Jeongguk diserang rasa mual dan pening. Dengan kalut melihat ke luar jendela berulang kali.
"Berapa lama lagi mereka harus menjalankan kereta ini?"
"Bersabarlah Jeongguk."
"Bibi tak lihat omegaku?!"
"Aku tahu ini bukan saatnya untuk Taehyung melahirkan tapi kita bisa percaya padanya. Dia pria omega yang kuat."
Tak ada perkataan yang bisa ia gunakan untuk menjawab hal tersebut. Memejamkan matanya menengadah –membuang segaris cairan bening di ujung mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [KOOKV ABO]✔
Fanfiction₊˚✧ Dua makhluk immortal lahir di masing-masing benua, tak memiliki garis bersinggungan sebelumnya namun memiliki ikatan lebih dari sekedar mate. ✧˚₊ Fanfiction Kookv Top!Jungkook Bottom!Tae NO GS (GenderSwitch) Cover by me Fanedit: Jungkook ©hisas...